Kartunis Malaysia, Zulkiflee Anwar Haque: Jika Bisa Meninju, Mengapa Harus Mencubit?

Edisi: 20/44 / Tanggal : 2015-07-19 / Halaman : 56 / Rubrik : SN / Penulis : Seno Joko Suyono, Dian Yuliastuti, Kurniawan


Kartunis Malaysia, Zulkiflee Anwar Haque, 52 tahun, atau yang akrab dipanggil Zunar, menjalani sidang pengadilan atas sembilan tuduhan pelanggaran pasal penghasutan terhadap pemerintah, Akta Penghasutan (1948), pada Selasa, 7 Juli 2015. Dia diancam hukuman penjara 43 tahun. Sebelumnya, dia ditahan atas tuduhan pelanggaran Akta Publikasi dan Penerbitan Pers Tahun 1984 (PPA 1984) dan aktif saat penangkapan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim.

Karya-karya kartunnya yang keras dianggap menyinggung pejabat pemerintah-Perdana Menteri Najib Abdul Razak dan istrinya, Datin Seri Rosmah Mansor, yang dianggap lebih berpengaruh dibanding suaminya. Tujuh buku kartunnya dilarang beredar oleh pemerintah Malaysia karena dianggap menghasut. Dukungan masyarakat internasional pun mengalir kepada penerima Human Rights Watch Hellman/Hammett Award pada 2011 ini. Amnesty International dan Jaringan Global Internasional untuk Kebebasan Berekspresi (IFEX) pun menggalang dukungan melalui kampanye pembebasan seniman ini.

Dalam sebuah diskusi "Kartun Politik di Malaysia-Indonesia" di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Jentera di bilangan Kuningan, Jakarta, Jumat, 3 Juli 2015, kartunis ini menabalkan sikapnya sebagai kartunis yang berpihak. Seniman, menurut Zunar, senantiasa harus peka terhadap lingkungan dan masyarakatnya. Seniman paling dekat dengan masyarakat, mewakili suara rakyat, harus berani mengambil sikap, dan berada di garis depan. "Ini salah satu tanggung jawab seniman untuk berada di depan, kadang harus berkorban demi rakyat banyak," ujarnya.

Zunar tetap bertekad terus menggambar hingga tetes tinta terakhir, meski badannya dipenjara, tangannya diborgol. Seperti diekspresikan dalam karya yang menunjukkan dia melukis dengan kuas di mulutnya dengan tangan dan kaki diborgol.

Zunar menerbitkan karya pertamanya di majalah Bambino, lalu menggambar kartun editorial untuk beberapa majalah dan koran, seperti Gila-Gila dan Kisah Cinta. Di majalah Gila-Gila, mulailah dia menampilkan pesan yang politis, sinis, dan disukai pembaca. Setelah itu, dia pun menjadi kartunis di majalah Chili Padi, bagian dari Gila-Gila. Karya yang terkenal berjudul Gebang-Gebang.

Dengan semangat menyala, Zunar membeberkan perjuangannya hingga dia dihadapkan ke meja hijau oleh pemerintah Kerajaan Malaysia. Dia menceritakan bagaimana polisi menyita telepon seluler, buku, komputer, dan pelat buku komiknya. Dia pun sempat merasakan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.