'dangdut Koplo' Di Tepi Sungai Frankfurt

Edisi: 28/44 / Tanggal : 2015-09-13 / Halaman : 60 / Rubrik : SN / Penulis : Luky Setyarini , ,


Di bawah langit Frankfurt yang cerah, Kuaetnika dan Djaduk Ferianto menggebrak panggung paviliun Indonesia di Festival Tepi Sungai atau Museumsuferfest. Sabtu sore dua pekan lalu, kelompok musik Kuaetnika tampil dengan irama dinamis dan sarat suara tradisional membawakan medley lagu-lagu daerah. Penampilan grup asal Yogyakarta itu langsung menghentikan langkah para pengunjung yang tengah melewati kawasan Nizza di tepian Sungai Main, Frankfurt, Jerman.

Suara seruling Bali yang mendayu-dayu menyihir para penonton yang memadati area panggung stan Indonesia. Mereka begitu menikmati alunan musik tradisional Nusantara yang disajikan Kuaetnika bersama Djaduk Ferianto itu. Saat irama terdengar kian rancak, mereka serentak berdiri condong ke belakang, menyilangkan lengan ke dada, dan menggerak-gerakkan kepala. Adapun anak-anak balita dibiarkan menari-nari dan berlari-lari di depan panggung.

Kuaetnika dan Djaduk Ferianto menjadi magnet stan Indonesia di festival itu. Dalam perhelatan yang berlangsung pada 28-30 Agustus lalu itu, Indonesia juga menampilkan Barong Osing Banyuwangi. Sebelum tampil di panggung, Barong diarak berputar di antara tepian Sungai Main dan stan Indonesia diiringi tetabuhan rebana dan gong. "Arak-arakan itu merupakan prosesi barong ider bumi," kata Aekanu Hariyono, pemimpin sanggar Barong Banyuwangi, yang didatangkan langsung dari Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur. Prosesi tersebut dipercaya dapat mengusir bala bencana atau menolak bala.

Panggung Indonesia juga dimeriahkan oleh penampilan Dwiki Dharmawan and World Peace Ensemble. Kali ini Dwiki memboyong tiga teman musikusnya dari Polandia dan seorang dari Dubai. Setidaknya enam lagu dibawakan Pawel Urowski, Piotr Cecki, Adam Golicki, dan Kamal Musallam serta Dwiki. Komposisinya antara lain berasal dari…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.