Magnet Teror Di Pusat Muslim Eropa
Edisi: 39/44 / Tanggal : 2015-11-29 / Halaman : 120 / Rubrik : INT / Penulis : Mahardika Satria Hadi, Purwani Diyah Prabandari,
Gustie Arvianda Bagaskara tengah berada di stasiun dekat stadion Stade de France di Paris, Prancis, ketika tiba-tiba mendengar suara ledakan yang keras, Jumat dua pekan lalu. Saat itu jarum jam menunjukkan pukul 10.30 malam. Arviââ¬âdemikian ia biasa disapaââ¬âdan sesama calon penumpang kereta yang sedang berdesakan langsung berhamburan. Rencana Arvi mengantar pulang dua temannya dari Belanda dan Norwegia gagal.
Orang-orang di stasiun panik. Ada yang berteriak, ada yang menangis ketakutan. Kacau. "Saya tarik tangan teman saya dan berlari ke dalam metro (kereta cepat bawah tanah)," kata pria 19 tahun ini. Tapi semua orang berlari ke arah yang sama. "Anak-anak kecil terjepit di antara orang-orang."
Belakangan, Arvi tahu bahwa suara itu adalah ledakan kedua di sekitar stadion. Mahasiswa jurusan manajemen transportasi di Université de Cergy-Pontoise ini memperkirakan lokasi ledakan berjarak sekitar 150 meter dari stasiun. Ledakan itu bagian dari rangkaian teror yang melanda tujuh tempat di Parisââ¬âserangan brutal yang menewaskan setidaknya 132 orang dan melukai 350 lainnya.
Bom pertama meledak sekitar satu jam lebih awal. Suara dentuman dari luar stadion mengagetkan para penonton pertandingan sepak bola antara Prancis dan Jerman. Presiden Prancis Francois Hollande, yang menonton di deretan kursi VIP, langsung dievakuasi. Ledakan juga terdengar oleh para pemain kedua kesebelasan. "Bek Prancis, Patrice Evra, terlihat kebingungan di tengah lapangan," harian Der Spiegel melaporkan.
Muhammad Akzar, 25 tahun, yang sedang naik kereta, sempat mendengar pengumuman yang disiarkan lewat interkom. Saat itu, Akzar pulang dari acara di Kedutaan Besar Republik Indonesia bersama anggota staf lokal kedutaan. Petugas di ujung interkom menyebutkan stasiun di Saint-Denis ditutup. Perintah penutupan berasal dari polisi. "Pasti ada sesuatu," ujar mahasiswa jurusan pariwisata di Universitas Angers ini.
Suasana Paris malam itu kacau. Banyak…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…