Pesan Dagang Dan Pesan Politik
Edisi: 51/44 / Tanggal : 2016-02-21 / Halaman : 62 / Rubrik : BK / Penulis : Hendro Wiyanto, ,
Judul: Melipat Air: Jurus Budaya Pendekar Tionghoa
Penulis: Agus Dermawan T.
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta
Edisi: 1, Februari 2016
Tebal: 307 halaman
SUATU kali, pada pertengahan 1960-an, Presiden Sukarno berseru kepada pelukis Lee Man Fong, yang lama tak tampak di lingkungan Istana. Bahasanya menunjukkan keakraban: "Hei, kau masih hidup? Kukira kau sudah mati, tenggelam api revolusi!" (halaman 180). Tapi, hanya beberapa tahun kemudian, "api revolusi" itu malah menggulung Si Boeng.
Geger politik 1965 di Indonesia menggulung pula nasib sejumlah seniman, tak terkecuali seniman Indonesia keturunan Tionghoa. Tiga nama dicatat khusus di dalam buku Melipat Air: Jurus Budaya Pendekar Tionghoa karya Agus Dermawan T. ini: Lee Man Fong (1913-1988), Lim Wasim (1929-2004), dan Siauw Tik Kwie (1913-1988). Man Fong adalah pelukis istana, memperoleh kewarganegaraan Indonesia dari Sukarno…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Tamparan untuk Pengingkar Hadis
1994-04-16Penulis: m.m. azami penerjemah: h. ali mustafa yakub jakarta: pustaka firdaus, 1994. resensi oleh: syu'bah…
Upah Buruh dan Pertumbuhan
1994-04-16Editor: chris manning dan joan hardjono. canberra: department of political and social change, australian national…
Kisah Petualangan Wartawan Perang
1994-04-16Nukilan buku "live from battlefield: from vietnam to bagdad" karya peter arnett, wartawan tv cnn.…