Setelah Ripangi Balik Dari Mekah
Edisi: 42/20 / Tanggal : 1990-12-15 / Halaman : 99 / Rubrik : AG / Penulis : Julizar Kasiri, R. Fadjri,, Bandelan Amaruddin
ALKISAH, seorang modin (penghulu tingkat desa) meminta K.H. Ahmad
Rifai memperbarui keimanannya. Sang Kiai murka. la perintahkan murid-muridnya memandikan modin tersebut di kolam pesantren, agar tubuh modin yang dianggapnya terkena najis itu bersih. Setelah itu, karena modin itu mengabdi kepada pemerintah Belanda, tubuhnya harus dipukuli
dengan rumput alang-alang sampai berdarah.
Peristiwa itu, konon, benar terjadi pada abad ke-19, di Pesantren Rifaiyah, di daerah pantai utara Jawa Tengah, dan dikisahkan dalam Serat Cebolek
yang pertama kali ditulis pada 1892. Cerita yang tak menguntungkan citra Rifaiyah itu, yang disinggung oleh Kuntowijoyo, doktor sejarah dari
Fakultas Sastra UGM, dalam tulisannya di jurnal Ulumul Quran edisi ke-5, mendapat tanggapan para pengikut Rifaiyah. Dari situlah, sebuah seminar tentang Rifaiyah direncanakan diselenggarakan, Rabu dan Kamis pekan ini, di Yogyakarta oleh Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, bekerja sama dengan Yayasan Rifaiyah Tarajumah, Jurnal lumul Quran, dan Masyarakat Sejarawan Indonesia.
Tujuan seminar dua hari ini, antara lain, untuk memperoleh kebenaran tentang Rifaiyah. Seminar yang hampir bersamaan dengan Muktamar Muhamadiyah, itu diperkirakan menelan biaya Rp 20 juta, dan seluruhnya
ditanggung oleh pihak Yayasan Rifaiyah Tarajumah. Direncanakan hadir sekitar 250 pengikut Rifaiyah di Jawa, 300 undangan dari jurusan sejarah di universitas di seluruh Indonesia, dan pengikut Rifaiyah yang ada di Maluku. Memang sebuah seminar besar.
Rifaiyah? Jauh kalah populer dengan Muhammadiyah atau Nahdlatul Ulama atau Serikat Islam. Tapi, menurut sejarawan Sartono Kartodirdjo ââ¬â salah seorang pembicara dalam seminar tentang Rifaiyah sebenarnya Rifaiyah lebih radikal. Tapi karena sifatnya yang tradisional, dan caranya yang kurang taktis, mengundang reaksi keras pihak penjajah Belanda, hingga Rifaiyah, meski bertahan hidup, tak sampai meluas. Sebelum berkembang pesat, pemimpinnya ditangkap dan diasingkan ke Maluku - itu sebabnya di Maluku pun ada pengikutnya.
Munculnya Rifaiyah pada awal abad ke-19 memang berkaitan erat dengan suasana Islam di Jawa Tengah kala itu.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…