Arus Digital dan Reposisi Tempo

Edisi: 02/45 / Tanggal : 2016-03-13 / Halaman : 122 / Rubrik : KL / Penulis : Dodi Ambardi, ,


Perjumpaan pertama saya dengan Tempo terjadi pada pertengahan 1980-an di pasar "shopping", Yogyakarta, saat itu masih berupa lorong-lorong toko kecil yang menjual buku dan majalah—baru dan bekas—dengan harga diskon. Majalah Tempo dikelompokkan dalam tumpukan majalah dan terhimpun jadi satu dengan majalah berbahasa Inggris Time, Newsweek, dan Fortune. Kadang terselip juga di tumpukan itu skripsi mahasiswa.

Logo majalah-majalah yang terletak di bagian atas halaman sampul telah disobek. Edisi yang tersedia adalah terbitan minggu-minggu yang telah lewat. Dugaan saya, majalah-majalah tanpa logo itu retur dari distributor, yang dijual ulang dengan harga diskon ketimbang sekadar tertumpuk di gudang.

Harga Tempo edisi kedaluwarsa tersebut tidaklah mahal. Tapi di akhir bulan, sebagai mahasiswa kos dengan uang terbatas, saya sering harus berpikir keras untuk sampai pada pilihan: membeli majalah Tempo untuk menu otak atau membeli lauk tempe untuk menu perut. Yang lebih sering terjadi, saya mengambil Tempo dan menomorduakan tempe. Gara-garanya, dosen-dosen senior saya di Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada kerap menyitir majalah Tempo sebagai salah satu exemplar jurnalisme Indonesia.

Namun saya lebih sering menengok masthead Tempo yang memuat sejumlah nama sehingga saya merasa lebih akrab dengan pengelola Tempo ketimbang liputan-liputannya. Akibat membeli Tempo bekas, saya pun hanya bisa menikmati berita lama dan merasa berita-berita nasional yang berpusat di Jakarta sebagai kabar asing.

Setelahnya, saya membaca Surat dari Redaksi, yang umumnya bercerita tentang dapur Tempo, tentang bagaimana wartawan majalah itu menembus pejabat yang pelit bicara dan sulit ditemui, tentang bagaimana Tempo merumuskan rubrik baru, serta cerita tentang kegagahan wartawan Tempo yang menerobos…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…