Tito Karnavian: Saya kenal Aguan dan Tomy Winata

Edisi: 17/45 / Tanggal : 2016-06-26 / Halaman : 45 / Rubrik : NAS / Penulis : TIM NASIONAL, ,


KOMISARIS Jenderal Tito Karnavian menjadi calon tunggal Kepala Kepolisian RI. Pekan lalu, Presiden Joko Widodo mengajukan nama Tito ke Dewan Perwakilan Rakyat untuk menggantikan Jenderal Badrodin Haiti yang akan pensiun bulan depan.

Tito mengaku tak bisa menolak perintah Presiden, meski masih banyak seniornya yang berpangkat komisaris jenderal. Alumnus Akademi Kepolisian angkatan 1987 itu melompati empat angkatan di atasnya. "Tapi ini pilihan Presiden dan bagi saya perintah," ujarnya saat berkunjung ke kantor Tempo, Jumat pekan lalu.

Catatan karier penerima bintang Adhi Makayasa-penghargaan sebagai lulusan terbaik Akademi Kepolisian-ini sudah cemerlang sejak awal. Namanya mulai menjadi perhatian saat menangkap Hutomo Mandala Putra, anak Presiden Soeharto, dalam kasus pembunuhan hakim agung Syafiuddin Kartasasmita.

Dalam menangani terorisme, Tito sungguh moncer. Pada 2005, ia bersama tim Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri melumpuhkan teroris Dr Azahari dalam sebuah baku tembak di Batu, Jawa Timur. Empat tahun kemudian, lulusan University of Exeter, Inggris, ini juga berhasil menembak mati pemimpin jaringan teroris Noor Din Mohammad Top.

Dalam perbincangan dengan Tempo, ditemani mantan Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat yang kini menjadi staf ahli Kapolri, Brigadir Jenderal Arif Sulistyanto, Tito bercerita tentang banyak hal, dari hubungannya dengan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Budi Gunawan, reformasi Polri, hingga kedekatannya dengan sejumlah taipan.

* * *

Apa komentar Budi Gunawan setelah tahu Anda menjadi calon Kapolri?

Pak Budi Gunawan menilai keputusan ada di tangan Presiden.

Bagaimana hubungan Anda dengan dia?

Hubungan dengan Pak Budi Gunawan baik. Dengan semua senior, saya berkomunikasi dengan baik. Saya tidak memiliki konflik dengan senior, dengan Pak Badrodin sangat baik, Pak Budi Gunawan berkomunikasi baik, Pak Budi Waseso baik.

Kapan Anda bertemu dengan Budi Gunawan?

Pada saat awal bursa pencalonan Kapolri. Tapi, sejak saya di BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), saya tidak banyak ikut campur. Saya tidak ingin cawe-cawe. Tapi, dalam diskusi bersama Pak BG, saya sampaikan supaya senior-senior (yang maju). Tapi, setelah ada keputusan, ya, saya berdiskusi lagi bahwa ini keputusan Presiden.

Anda sudah bertemu dengan Presiden?

Saya sudah ketemu Presiden setelah diumumkan.

Apa kata Presiden?

Beliau menyampaikan yang utama adalah reformasi internal, supaya polisi lebih dipercaya publik, penegakan hukum yang profesional, dan konsolidasi internal.

Apakah Presiden meminta Anda menangani kegaduhan di lingkup internal Polri?

Berdasarkan survei yang saya baca sendiri, secara umum saya melihat masalah korupsi, sistem rekrutmen, pembinaan karier, pengadaan, dan peningkatan kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) yang lebih stabil.

Kabarnya Anda berbicara dulu tentang pencalonan sebagai Kapolri dengan Luhut Pandjaitan?

Saya sampaikan, lebih baik senior. Ke Pak Badrodin juga.

Kapan itu?

Mungkin tiga minggu sebelumnya. Tapi ini pilihan Presiden dan bagi saya perintah. Loyalitas kami di Polri dan TNI harus kepada presiden.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?