PAHLAWAN SEPATU DARI FLORES

Edisi: 38/45 / Tanggal : 2016-11-20 / Halaman : 41 / Rubrik : NAS / Penulis : Sunudyantoro, ,


DINDING bangunan sekolah dasar itu terbuat dari galar. Bambu utuh yang ruasnya dipecah-pecah hingga pipih itu menjadi penutup semua sisi bangunan. Cahaya matahari leluasa menerobos masuk ruang kelas Sekolah Dasar Negeri Watulagar, Desa Watumerak, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, ini. Lantai tanah baru saja disiram air agar tak berdebu pada Selasa pekan kedua Oktober lalu itu. Bangunan sekolah beratap seng ini berdiri di tengkuk Bukit Takat, pada ketinggian di atas seribu meter.

Sebanyak 67 siswa belajar di sekolah yang baru punya empat kelas ini. Setiap kelas menempati ruangan berukuran 5 x 6 meter. Hari itu, murid menjalani ujian tengah semester. Kepala Sekolah Marieta Ivoni Balik, 60 tahun, merangkap guru kelas I, sabar mendiktekan cara membaca kalimat sederhana. ”Ini ubi ibu,” kata Ivoni. Ia berulang-ulang membacakan kalimat itu.

Di luar kelas, sejak pukul tujuh pagi, tiga pegiat sosial dari komunitas Shoes for Flores juga telah tiba di sekolah itu. Mereka Valentino Luis, Gusty Waton, dan Arnold. Tiga orang ini berangkat dari…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?