Tari Rasa Sakit dari Jepang

Edisi: 43/45 / Tanggal : 2016-12-25 / Halaman : 48 / Rubrik : SN / Penulis : Shinta Maharani, Dian Yuliastuti,


DALAM temaram cahaya, empat penampil itu bergelut seperti sedang berkelahi. Mereka saling tubruk dan banting, tapi kemudian memisahkan diri. Seorang lainnya lalu menarik satu buntalan yang tampaknya semacam kain yang diberi rantai panjang. Sedangkan yang lain kembali saling tubruk dan berebutan, saling serang dan menyingkirkan yang lain.

Setelah itu, keempatnya membanting tubuh mereka keras-keras ke lantai. Mereka menghunjamkan badan ke depan, lalu bangun. Gerakan ini mereka lakukan berulang-ulang, mirip pendulum yang mengayun, menandai gravitasi bumi. Suara gedebukan di panggung menjadi irama lain yang meneror telinga penonton.

Panggung yang semula bersih akhirnya penuh noda hitam, bekas coreng-moreng pada wajah empat penari yang membentur lantai berbahan kayu. Suasana gelap selama setengah jam. Panggung dalam ruangan yang berlatar pohon lo besar di pinggir Kali Bedog itu hanya diterangi satu lampu. Mereka berempat adalah anggota MuDA, kelompok hyperperformance asal Jepang.

Penampilan menegangkan berjudul Semegiai Random 03 itu menutup Bedog Art Festival di Studio Banjarmili, Kradenan, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta, pada 11-12 Desember lalu. Tahun ini merupakan festival ketujuh buah pikiran koreografer dan dosen Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, Martinus Miroto, itu. Sebelum tampil di Yogyakarta, MuDA tampil menutup Festival Teater Jakarta 2016 di Jakarta.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.