Mulyono, Ludruk, dan Pabrik Gula

Edisi: 15/46 / Tanggal : 2017-06-11 / Halaman : 58 / Rubrik : IMZ / Penulis : Seno Joko Suyono, ,


Mereka membawa tebu-tebu runcing sebagai senjata. Lukisan Geger Pabrik Gula karya Mulyono, yang panjangnya 4 meter, di Galeri Langgeng Yogya, menggambarkan buruh pabrik gula yang merangsak maju menghadapi mandor dan polisi. Ekspresi para buruh itu dingin. Namun gesturnya dalam keadaan siaga. Di barisan terdepan, seorang buruh membawa kendang. Di belakangnya, seseorang siap menghunjamkan senjata. Ibu-ibu pun terlibat kerusuhan.

Meski tak ada paras marah buruh yang berteriak garang, cara menggambarkan Mulyono mampu memperlihatkan adanya konflik laten. Kejelataan buruh diperlihatkan dengan berbagai kostum dan ikat kepala. Mereka ada yang mengenakan lurik, kain hitam, dan beskap serta kebanyakan bertelanjang dada. Sedangkan "anjing penjaga" pabrik rata-rata berseragam putih. Ada seorang ambtenar dengan posisi agak di atas menuding, meminta anak buahnya mengarahkan senjatanya (yang juga tebu) ke arah tubuh buruh. Pabrik gula itu tentu milik perusahaan kolonial. Tapi yang bertempur adalah pribumi lawan pribumi.

Yang menarik, untuk keperluan lukisan ini, Mulyono menjadikan pemain ludruk sebagai model. Semua sosok di kanvas itu, baik buruh maupun mandor dan centeng-centengnya, digambar dari wajah-wajah pemain Ludruk Budhi Wijaya, Desa Ketapang Kuning, Kecamatan Ngusikan, Jombang, Jawa Timur. Para anggota Budhi Wijaya itu di-setting dalam sebuah adegan kerusuhan, lalu dipotret, dan kemudian dilukis. Dalam kanvas, mereka ditempatkan dalam suasana pabrik.

Kalau kita jeli, unsur gambar pabrik diambil Mulyono dari lukisan maestro Sudjojono: Markas Laskar di Bekas Gudang Beras Tjikampek. Perhatikan balok-balok tiang dinding di belakang sudut kiri para buruh itu sama dengan balok-balok dinding gudang beras di lukisan Sudjojono, Gudang Beras Tjikampek. Mulyono memang mengapropriasi bagian-bagian lukisan Sudjojono tersebut. Amati seseorang laki-laki berkopiah berambut putih, bertelanjang dada yang tengah berjongkok membetulkan tali sepatu hitam di pihak mandor.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…