Mengenang Run di New York

Edisi: 16/46 / Tanggal : 2017-06-18 / Halaman : 60 / Rubrik : IMZ / Penulis : Amandra Mustika Megarani , Rofiqi Hasan,


LUKISAN berwarna sepia itu menampilkan sebuah aula dengan tiang-tiang berukir yang diisi banyak orang. Berjudul Traktat Breda, karya itu merupakan tafsir Hanafi yang berdasarkan ilustrasi perundingan di Puri Breda dari buku A Short History of the English People (1892). Sejak 23 April lalu, Hanafi menggelar pameran tunggal di New York, Amerika Serikat. Lukisan itu bersama 16 lukisan lain dipajang di aula kantor Konsulat Jenderal Kedutaan Besar Republik Indonesia di New York.

"Pameran ini tidak dimaksudkan untuk merayakan penaklukan bangsa Eropa terhadap bangsa-bangsa lain atau memperingati kolonialisme," ujar Abdul Kadir Jailani, Konsulat Jenderal KBRI di New York, lewat pesan aplikasi. Pameran ini, kata dia, bertujuan mengingatkan kembali sejarah Traktat Breda yang hampir dilupakan.

Di Pulau Run, penduduk menamakan salah satu jalan setapak di bekas perk (perkebunan) Eldorado dengan sebutan Jalan Manhattan, nama pulau yang ditukarkan Belanda dalam Traktat Breda. Tapi di Pulau Manhattan tidak ada nama jalan yang mengingatkan penduduk New York bahwa mereka berbagi masa lalu dengan Pulau Run. "Pala di Kepulauan Banda memiliki hubungan sejarah yang dekat dengan New York," ujar Jailani.

Hanafi memajang enam sketsa dari…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…