Kertas-kertas Kuning, Kesaksian Sudjojono
Edisi: 16/46 / Tanggal : 2017-06-18 / Halaman : 64 / Rubrik : SN / Penulis : Seno Joko Suyono, Moyang Kasih Dewimerdeka,
Bersamaan dengan itu, KPG juga meluncurkan biografi janda Sudjojono, Rose Pandanwangi, yang menceritakan perjalanan kariernya sebagai penyanyi seriosa. Salah satu fase yang sering terlupakan, ia bersama Sudjojono pernah membuat kelompok opera.
Kertas HVS itu telah menguning dan beberapa terlihat sedikit sobek. Alexandra Pandanwangi, putri sulung Sudjojono dan Rose Pandanwangi, mengeluarkan hati-hati kertas-kertas tersebut dari dalam map. "Semua telah kami fumigasi," katanya. Kertas-kertas itu berisi tulisan tangan Sudjojono dalam huruf tegak bersambung yang rapi dan cukup jelas terbaca. Tulisan tangan menggunakan pulpen bertinta biru itu penuh coretan dan koreksi sendiri oleh Sudjojono.
Sore itu Pandan memperlihatkan "harta karun" almarhum ayahnya. Berbagai kertas lepas bahkan robekan kalender berisi coretan tangan Sudjojono tentang apa saja. Solilokui, percik pemikiran, kesan, surat, sampai coret-moret harga bensin naik. Beberapa di antaranya masih memakai ejaan lama. "Bapak memang begitu. Kalau ingin menulis, kertas apa saja di dekatnya langsung diambil untuk ditulisi," ujar Mariao Dara Putri atau akrab dipanggi Maya, putri ketiga Sudjojono dan Rose Pandanwangi.
Beberapa tulisan tangan berisi sambutan terhadap karya sesama pelukis. Antara lain sambutan terhadap pameran pelukis Soedibio, yang tinta hitam tulisannya masih terlihat tebal. Lalu pengantar untuk buku Basoeki Abdullah. Kalimat penutupnya: Selamat kerja, Bas. Beranilah hidup. Bangsa kita masih jauh ketinggalan. Salam. "Orang sering menganggap Bapak bermusuhan dengan Pak Basoeki. Padahal sangat akrab," kata Maya.
Pandan ingat, hingga satu tahun setelah kematian S. Sudjojono pada 25 Maret 1986, sewaktu masih tinggal di Pasar Minggu Kilometer 18 Nomor 11, Jakarta, ia dan adik-adiknya masih enggan memasuki studio lukis. Setelah duka sedikit reda, barulah mereka berani merapikan benda-benda yang ditinggalkan sang bapak. Ada ratusan sketsa dan berlembar-lembar kertas yang berisi tulisan tangan Sudjojono. Segala macam berkas itu dikumpulkan dalam satu tempat dan baru dicermati kembali isinya lama kemudian.
Pada 2006, putri-putri Sudjojono menyadari bahwa banyak dari tulisan itu adalah rancangan Sudjojono akan otobiografinya. Setelah memeriksa kembali berkas-berkas peninggalan Sudjojono, putri-putri Sudjojono menemukan segepok kertas yang sudah berisi ketikan rapi di dalam sebuah map. Ternyata itu adalah tulisan lengkap autobiografi Sudjojono yang sudah rampung.
Total ada 49 halaman yang bahkan sudah diberi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.