Hakim Konstitusi Saldi Isra: Saya Diminta Menjaga Mahkamah Konstitusi

Edisi: 18/46 / Tanggal : 2017-07-02 / Halaman : 100 / Rubrik : WAW / Penulis : Reza Maulana , Nur Alfiyah ,


Banyak yang berubah dalam hidup Saldi Isra sejak dilantik menjadi hakim Mahkamah Konstitusi oleh Presiden Joko Widodo pada 11 April lalu. Ia harus pindah ke Jakarta, menanggalkan identitasnya sebagai pengajar di Universitas Andalas, Padang, yang melekat sejak 22 tahun silam; puasa menulis di media; hingga membatasi berkumpul dengan teman-temannya. "Berubahnya 180 derajat," kata Saldi, 48 tahun, di dalam Toyota Camry hitam, yang dituntun voorrijder, membelah kemacetan Jakarta pada Rabu sore tiga pekan lalu.

Pakar hukum tata negara yang menggantikan Patrialis Akbar--tersangka kasus dugaan suap uji materi Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi--ini mengatakan tidak terbiasa dengan pengawalan. Tapi Saldi hanya bisa pasrah mengikuti prosedur tetap hakim konstitusi. Toh, ia sedang bergegas mengejar pesawat ke Padang, demi memenuhi janji kepada anak sulungnya untuk pulang setiap akhir pekan.

Kepada wartawan Tempo Reza Maulana dan Nur Alfiyah, dalam perjalanan 30 kilometer dari gedung Mahkamah Konstitusi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, ke Bandar Udara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, Saldi blakblakan soal alasannya menjadi hakim konstitusi. Ia juga mengungkapkan kelemahan Mahkamah Konstitusi dan mengapa kasus suap hakim konstitusi bisa terulang.

Saldi, hakim termuda di Mahkamah Konstitusi saat ini, pun merasa heran karena Presiden Jokowi, yang memanggilnya saat penyusunan Kabinet Kerja pada Oktober 2014, tidak mengajaknya berbicara menjelang pelantikan. "Bagi saya, itu menjadi tanda tanya," ujarnya. Wawancara tambahan berlangsung di ruang tamu hakim di gedung Mahkamah Konstitusi, Jumat pagi pekan lalu.

|||

Ada anggapan Anda terpilih karena dekat dengan Presiden Joko Widodo. Tanggapan Anda?

Beberapa kali bertemu dan dimintai pendapat, ya. Tapi apakah itu dapat didefinisikan dekat? Kritik saya terhadap Jokowi sama dengan kritik saya terhadap Susilo Bambang Yudhoyono, misalnya. Ada kumpulan tulisan saya dalam buku 10 Tahun Bersama SBY dan ada buku Hukum yang Terabaikan yang mengkritik kebijakan hukum Jokowi-JK. Sama kerasnya.

Sebagai hakim yang diajukan Presiden, ada pesan khusus dari Jokowi?

Tidak ada. Saya juga merasa aneh. Sewaktu menjadi anggota panitia seleksi hakim konstitusi pada 2015 (yang menempatkan I Dewa Gede Palguna di MK), setahu saya Pak Palguna dipanggil Presiden sebelum pengucapan sumpah. Tapi saya sama sekali tidak. Bagi saya, itu menjadi tanda tanya. Bahkan, selesai pengucapan sumpah di Istana, Pak Jokowi berbicara singkat sekali. "Prof Saldi, selamat, ya. Tolong jaga MK."

Anda bertanya kepada Palguna waktu itu Presiden berbicara apa?

Saya tidak tanya. Cuma tahu ketika itu dia dipanggil Presiden. Standarnya memang begitu menurut saya.

Mengapa Anda menunggu sampai hari terakhir untuk mendaftar sebagai hakim konstitusi?

Saya perlu waktu lama memutuskan karena, pertama, sejak jadi pengajar pada 1 Desember 1995, saya belum pernah menanggalkan identitas sebagai dosen hukum tata negara Fakultas Hukum Universitas Andalas. Kalau diterima, status itu harus ditanggalkan.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…