Buku Anak Indonesia, Singapura, dan Pasar Internasional

Edisi: 19/46 / Tanggal : 2017-07-09 / Halaman : 56 / Rubrik : IQR / Penulis : Moyang Kasih Dewimerdeka, ,


Thomas Nung Atasana mengeluarkan satu per satu buku di dalam tas ransel hitam besar dan tas cantolnya. Literary agent dari Borobudur Agency itu baru saja bertemu dengan perwakilan penerbit Anvil dari Filipina dalam sesi Rights Exchange, salah satu rangkaian agenda Asian Festival of Children's Content (AFCC) di Singapura, yang berlangsung pada pekan ketiga Mei lalu. "Filipina tertarik sekali pada seri ini karena di sana juga banyak bencana seperti di Indonesia," kata Nung sambil menunjukkan satu seri buku anak berjudul Survival for Kids oleh Dewi Cendika, yang diterbitkan Bumi Aksara Kids.

Judul dalam seri itu antara lain Ketika Banjir Datang, Mencegah Kebakaran, dan Gempa Bumi. Kiat-kiat menyelamatkan diri saat bahaya mengancam dijelaskan dalam bahasa yang mudah dipahami anak dengan ilustrasi berwarna-warni meriah. Selain seri tersebut, Nung menyatakan Anvil tertarik membeli hak cipta buku seri binatang terbitan Kesaint Blanc yang antara lain berjudul Kula Cula dan Limau Harimau. "Tapi tidak semua judul dalam seri ini mereka mau, hanya yang hewannya juga ada di Filipina," ujar Nung.

Borobudur Agency ditunjuk Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) untuk mewakili sejumlah penerbit dari Indonesia yang tidak berkesempatan datang langsung ke festival itu. Tugas utama Nung tentu menawarkan copyrights buku-buku terbitan Indonesia kepada penerbit luar. Ia juga dimintai oleh beberapa pengarang buku anak self-published untuk mencarikan penerbit.

Menurut Nung, faktor pertama yang membuat penerbit luar tertarik membeli hak cipta buku anak adalah judul dan ilustrasi. Masalah konten, tiap negara punya selera masing-masing. Dongeng, buku bergambar, dan buku anak bertema religi adalah yang paling banyak dicari.

Remon Agus dari penerbit Zikrul Hakim Bestari mengatakan Selandia Baru dan negara-negara Eropa cenderung tertarik pada kisah rakyat yang autentik. Vietnam, Turki, dan Pakistan mencari cerita anak yang baru dan orisinal dengan ilustrasi khas. Adapun Malaysia biasanya membeli hampir semua yang ditawarkan karena iklim, budaya, dan kondisi sosialnya tak jauh berbeda dengan Indonesia. "Buku kami sudah dibeli hak ciptanya oleh Malaysia sebanyak 120 judul," kata Remon.

Sesi Rights Exchange yang berlangsung selama 4 jam di lantai 16 National Library Singapore itu mempertemukan 26 penerbit atau literary agent dari negara-negara Asia seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Pakistan, dan India, juga dari Selandia Baru, Amerika Serikat, Belanda, dan Israel.

Di ruangan terbuka itu disusun meja kecil beserta kursi tempat penerbit dan agen literatur dapat bernegosiasi. Tiap sesi negosiasi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

Pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…