Menguak Stensilan Erotis Enny Arrow
Edisi: 34/46 / Tanggal : 2017-10-22 / Halaman : 48 / Rubrik : IQR / Penulis : Prihandoko, Shinta Maharani , Edi Faisol
NOVEL Enny Arrow merupakan stensilan mesum yang populer pada 1980-1990-an. Kala itu, ia menjadi barang paling diburu di lapak-lapak buku emperan di kawasan Pasar Senen dan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Penjualannya tak terbendung meski dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Kendati popularitasnya tinggi, penulis novel erotis itu hingga kini masih misterius. Siapa dia? Apakah Enny Arrow adalah seorang pengarang yang memang hanya menulis atas nama Enny Arrow? Ataukah Enny Arrow sebuah nama "generik" yang dicantumkan para pedagang lapak sebagai trade mark setiap stensilan mesum, sementara pengarangnya sesungguhnya bisa siapa saja? Pada Juli lalu, dua dekade setelah "era kejayaan" stensilan mesum itu, sebuah diskusi tentang Enny Arrow di Semarang dilarang polisi karena dianggap mengandung unsur pornografi.
DI atas rerumputan Taman Ria Remaja Senayan, Jakarta, Benny merebahkan tubuhnya. Sambil menyilangkan dua tangan di atas kepala, pemuda 24 tahun itu memandangi langit biru. Pikirannya melayang ke sosok Lisa, perempuan yang pernah sangat dia cintai tapi kini sangat dia benci. Kisah kasih keduanya baru saja berakhir lantaran Benny memergoki Lisa berselingkuh.
Tapi kemurungan sepertinya tak ingin lama-lama menghinggapi Benny. Di tempat itu, secara kebetulan dia bertemu dengan Aningsih, perempuan 30 tahun yang tengah menunggu seseorang tapi tak kunjung datang. Wajah tirus Aningsih dengan rambut panjang yang dibiarkan tergerai begitu menggoda Benny. Belum lagi paha putih Aningsih yang kerap terlihat lantaran ujung roknya terbuka. Benny pun berkenalan dengan Aningsih.
Berjam-jam mereka mengobrol. Topik utamanya tentang kehidupan percintaan masing-masing. Mula-mula mereka duduk berjauhan. Tapi lama-lama berdekatan. Bahkan, sambil mengobrol, tangan mereka saling menggenggam. Sesekali bibir Benny dan Aningsih saling mengecup. Kehangatan itu membuat Benny ingin kembali bertemu dengan Aningsih. "Boleh aku ke rumah Mbak kapan-kapan?" kata Benny. Aningsih mengiyakan. "Mengapa tidak? Aku senang sekali kalau kau mau datang."
Pertemuan tak disengaja itu mengawali kisah Benny dan Aningsih, dua tokoh utama dalam novel fiksi Enny Arrow berjudul Selembut Sutra. Novel itu merupakan stensilan mesum yang populer pada 1980-1990-an. Sebagai bacaan mesum, cerita-cerita dalam novel Enny Arrow memang selalu menonjolkan adegan ranjang, meski judul pada setiap terbitannya berbeda. Dalam novel Enny Arrow, adegan seks dituliskan secara vulgar. Tujuannya memancing gairah seksual pembaca.
Itu pula yang tertulis dalam Selembut Sutra. Alkisah, seusai pertemuan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…