Denyut Kampung Arak Merita

Edisi: 35/46 / Tanggal : 2017-10-29 / Halaman : 48 / Rubrik : IMZ / Penulis : Bram Setiawan., ,


BARISAN pohon siwalan yang terhampar di kiri-kanan jalan menyambut Tempo begitu memasuki kawasan Banjar Merita, Desa Laba Sari, Kecamatan Abang, Karangasem, Bali, sekitar 80 kilometer di sebelah timur Denpasar pada pertengahan September lalu. Pohon siwalan- di Bali biasa disebut ental atau lontar- menjadi pemandangan alam banjar yang dikenal sebagai pusat pembuatan arak itu. Tuak ental hasil sadapan dari pohon siwalan merupakan bahan baku untuk membuat arak.

Arak Merita, yang sering disebut arak Karangasem atau arak api, itu terkenal hingga ke Denpasar, bahkan luar Bali. Arak api juga telah menjadi komoditas pariwisata. Bahkan sejumlah restoran dan hotel di Bali belakangan menyuguhkan arak sebagai koktail. Kepopuleran arak tradisional Merita pun mendorong industri minuman untuk memproduksi dan mengekspornya.

Tradisi pembuatan arak di Merita diperkirakan berlangsung sejak 1700-an. Kelian Adat Banjar Merita, I Nyoman Arta Asih, mengatakan keterampilan membuat arak warga setempat diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang mereka. "Keturunan keluarga pembuat arak terbiasa melihat kegiatan itu sehari-hari," kata Arta Asih.

Saat ini ada 10 keluarga yang membuat arak sebagai industri rumahan di banjar berpenghuni 162 keluarga itu. Jumlah keluarga pembuat arak di Merita menyusut bila dibandingkan dengan beberapa dekade sebelumnya, yang mencapai lebih dari 50 keluarga. Menurut Kepala Lingkungan Banjar Merita, I Nyoman Arnawa, menyusutnya jumlah warga yang membuat arak terutama dipengaruhi oleh kebutuhan hidup. Belakangan, warga Merita banyak yang memilih bekerja di sektor pariwisata.

Salah satu yang hingga kini masih bertahan sebagai pembuat arak adalah I Nyoman Wartana. Siang itu, Wartana baru saja pulang dari perkebunan untuk menyadap tuak. Pria 38 tahun itu menyimpan tuak hasil sadapannya di dalam ember di tempat pembuatan arak berukuran 4 x 3 meter di bagian belakang rumahnya. Selanjutnya tuak itu akan melalui proses penyulingan untuk menjadi arak- warga setempat menyebutnya proses mumpunin. "Sebelum penyulingan, tuak itu dipanaskan dulu," ujar Wartana.

Warga Banjar Merita membagi pekerjaan dalam proses pembuatan arak. Para pria bertugas memanjat pohon siwalan untuk menyadap tuak. Sedangkan perempuan mengerjakan proses pengolahan tuak menjadi arak. Istri Wartana, Ni Made Sutini, 33 tahun, yang sehari-hari mengerjakan pembuatan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…