Sebuah Kritik Post-Kolonial

Edisi: 36/46 / Tanggal : 2017-11-05 / Halaman : 46 / Rubrik : SN / Penulis : Asmayani Kusrini , ,


KAMI bangsa Indonesia...." Teks Proklamasi Kemerdekaan yang dibacakan Sukarno 72 tahun lalu kembali berkumandang di Bozar, gedung pusat seni rupa, Brussels, Belgia, pada 17 Oktober lalu. Malam itu, pembacaan tersebut menandai pembukaan pameran bertajuk "Power and Other Things"- satu dari tiga pameran utama Europalia Indonesia 2017. Pameran yang judulnya terinspirasi kutipan teks proklamasi "kekuasaan dan lain-lain" itu berlangsung hingga 21 Januari 2018.

Europalia merupakan festival seni budaya terbesar di Eropa yang penyelenggaraannya dipusatkan di Belgia. Indonesia menjadi negara tamu kedelapan di luar negara anggota Uni Eropa setelah Jepang (1989), Meksiko (1993), Rusia (2005), Cina (2009), Brasil (2011), India (2013), dan Turki (2015).

Selain "Power and Other Things", pameran "Ancestors & Rituals" sudah dibuka seminggu sebelumnya bersamaan dengan peresmian Europalia Indonesia di tempat yang sama oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Sedangkan pameran ketiga, "Archipel: Kingdoms of The Sea", dibuka pada 24 Oktober lalu di Museum La Boverie di Kota Liège, sekitar 100 kilometer dari Brussels.

Menurut Riksa Afiaty, kurator "Power and Other Things" (bersama dengan Charles Esche), frasa "dan lain-lain" yang tercantum dalam teks…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.