Ke Mekah Bukan Untuk Mati
Edisi: 14/24 / Tanggal : 1994-06-04 / Halaman : 77 / Rubrik : AG / Penulis : JK
ALI Shariati pernah melukiskan, ibadah haji bagaikan perjalanan menuju maut. Karena itu, tokoh revolusioner Iran ini menyarankan: sebelum berangkat ke Tanah Suci, calon jemaah lebih dulu melunasi utang-utang, menghapus rasa benci kepada sanak-keluarga, dan membuat surat wasiat.
Tamsil Syariati dalam bukunya Haji sungguh tepat. Tapi, jangan salah paham, Syariati tak menyarankan agar calon jemaah haji berniat mati di Mekah ketika menunaikan ibadah, seperti yang sering terdengar dari mulut jemaah. Karena berniat mati dalam berhaji, meminjam fatwa Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, ulama terkemuka Arab Saudi, sama saja dengan bunuh diri. Perbuatan itu jelas dilarang oleh Islam. Tapi perumpaan Syariati itu tampaknya lebih tepat ke suasana di Mekah pada musim haji, yang mudah merenggut nyawa.
Tengok peristiwa Jumratul Ula, salah satu dari tiga tempat pelemparan jumrah di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…