SKANDAL KEPOLISIAN JERMAN BARAT

Edisi: 07/20 / Tanggal : 1990-04-14 / Halaman : 59 / Rubrik : SEL / Penulis :


PADA 26 Oktober 1988, pukul 07.45, dua bulan sebelum
pengeboman Panam, sebuah perintah meluncur dari markas BKA,
lembaga intelijen Jerman Barat. Polisi bersenjata lengkap
segera beraksi.

; Sebelum hari itu berlalu, mereka menyerbu 12 apartemen dan
empat pusat bisnis. Dua tim BKA mengepung Dalkimoni (tangan
kanan pemimpin PFLP Ahmed Jibril) dan Kreeshat (pembuat bom)
di pusat kota Neuss. Dua orang itu hendak pergi ke telepon
umum di sebuah bank.

; Berhadapan dengan puluhan petugas, keduanya tak berupaya
mempertahankan diri. Dalam mobil Ford mereka, petugas
menemukan paspor kosong Syria dan Spanyol. Juga sebuah radio
tape Toshiba Bombeat. Dalkimoni dan Kreeshat pun ditahan,
sedangkan sejumlah petugas balik ke apartemen Hashem Abassi.
Di sana, mereka menemukan sebuah stopwatch, baterai, sebuah
detonator, pengatur waktu, komponen radio, dan sejumlah paspor
Syria atas nama berbagai penyamaran Dalkimoni. Salah satu di
antaranya adalah paspor pemerintah yang masih kosong. Juga ada
paspor kosong dari Departemen Agama Syria.

; Petugas terus menggebrak. Di Sandweg 28, Frankfurt, mereka
menahan penghuninya, serta menemukan sejumlah kecil racun
arsen, sebuah bazoka Amerika, lima pistol otomatis Hungaria,
serta enam kantung barang rakitan: 20 penjepit amunisi,
pelontar granat, karaben, serta 30 granat tangan.

; Di sana, juga terdapat berbagai bahan peledak. Di antaranya
lima kilogram Semtex bahan peledak bikinan Cekoslovakia,
hampir enam kilo TNT, serta 14 buah dinamit.

; Dalam waktu 12 jam, aparat BKA menciduk 13 terdakwa lain di
Neuss, Frankfurt, Hamburg, Mannheim, dan Berlin. Mereka
orang-orang yang pernah bertemu atau bicara dengan Dalkimoni
selama penyelidikan Autumn Leaves. Surat tuntutan dikeluarkan
untuk terdakwa lain, Martin Kadorah, di luar Jerman.

; Di tahanan, misteri penghuni Sandweg 26 terungkap. Ia adalah
Abdel Fattah Ghadanfar, seorang Palestina yang berusia 47
tahun. Ternyata, Ghadanfar dikenal polisi, setidaknya di lima
negara dalam berbagai penyamaran. "Saya di sini atas komando
PFLP," ujarnya, bangga. Ghadanfar bilang bahwa ia ditugasi
Dalkimoni untuk menyewa apartemen itu sepuluh bulan lalu.
Menurut dia, Dalkimoni adalah kepala divisi luar negeri --
baru PFLP yang dibentuk Ahmed Jibril untuk merangkul para
siswa anggota mereka yang tinggal di luar negeri. Namun
Dalkimoni, yang disel tak jauh dari Ghadanfar, bungkam.

; Berbagai lembaga berita Jerman Barat mengacungkan jempol
tinggi-tinggi. Mereka menyebut bahwa BKA telah "mencegah
operasi teroris besar-besaran di Jerman". Menteri Dalam Negeri
mengeluarkan pernyataan yang memujikan hasil kerja aparat
keamanannya yang jempolan itu. Namun, dalam memo intern BKA,
seorang pengawas membuat catatan: "Kita tak tahu apa
sebenarnya sasaran mereka. Namun, kita dapat mengatakan bahwa
kemungkinan besar serangan tidak ditujukan pada Republik
Federal Jerman."

; Sore berikutnya, di ruang pengadilan Dusseldorf, petugas
menjejerkan Dalkimoni, Ghadanfar, Kreeshat, dan 11 orang lain
yang masih ditahan (dua di antaranya lalu dibebaskan) di
hadapan Hakim Christian Rinne. Hakim menyebut kurangnya
bukti-bukti dan melepaskan 11 orang. Seorang di antara mereka,
Ramzi Diab, dikenal sebagai teroris yang berkali-kali menemani
Dalkimoni di berbagai kejadian. Celakanya:…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…