Bisnis Ilmu Kebal
Edisi: 02/19 / Tanggal : 1989-03-11 / Halaman : 62 / Rubrik : SEL / Penulis :
Bumi tega, banyu pertiwi.Tanpa sukma, tanpa nyawa.Lipak-lipuk bumi empuk, kayu gapuk, santet pendelong.Lah dawek ... Iah dawek ... lah dawek.Bumi, watu, gaman, pentung, penjalin lan pelor.
Itu bukan puisi, tetapi mantra gaib. Diberi nama Syahadat Pertiwi. Berasal dari ilmu putih atau ilmu kejawen. Lewat mantra itu, seseorang bisa jadi kebal. Yang menawarkan mantra itu adalah pakar ilmu kebal, Zen A. Rachman, 35 tahun, warga Desa Mindahan, Batealit, Jepara, Jawa Tengah. Zen, yang menimba ilmu kebal sejak tahun 1968, praktek sebagai penyalur ilmu kebal sejak 1977. Konon, muridnya lebih dari 10.000 orang, datang dari segala penjuru.
Indonesia memang kaya oleh cerita ilmu kekebalan. Macam-macam aliran bermunculan. Dengan berbagai pakar dan ajaran yang berbeda-beda. Ada yang mewajibkan pengikutnya puasa, ada pula yang mengubur hidup-hidup muridnya. Tapi tak sedikit pula yang hanya sekadar merogoh kocek -- dengan beberapa puluh ribu rupiah -- dalam tempo setengah jam, orang dijanjikan bisa kebal.
Tersebutlah Kiai Salik, seorang guru kekebalan. Hanya dengah komat-kamit membaca mantra, Salik dikabarkan mampu menyetrum manusia dengan kesaktian. Hasilnya, dalam sekejap, seseorang jadi superman. Pedang setajam apa jua tak akan mampu merobek kulit. Pelor pun hanya mampu menyentuh dan lantas mental jatuh ke tanah. Sedang panas api membara tak berdaya menghanguskan mereka yang sudah ditulari ilmu.
Syarat-syaratnya pun ditanggung ringan. Cukup datang dan berminat.
Salik di Desa Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jawa Barat, itu buka praktek seperti dokter. Pasiennya mengalir setiap hari. Ia orang top. Bisnis "mengisi" agar orang jadi kebal itu telah mengangkat hidup Salik. Kini ia tak perlu lagi bertani dan berdagang untuk mengasapi dapurnya.
Biasanya, sebelum mantra sakti dibisikkan, pasien yang datang kepada Salik terlebih dahulu melewati serangkaian upacara sederhana. Para langganan harus duduk di atas golok yang diletakkan di atas sajadah. Tapi sebelum itu tidak boleh lupa meletakkan duit di dekat golok. Besarnya lebih dari Rp 10 ribu. Apa ilmu kebal itu mata duitan? "Duit itu memang bagian dari upacara pengisian kekebalan," jawab Salik.
Sebelum dikerudungi kain putih, "calon orang kebal" harus minum sebagian dari segelas air putih yang ditaburi sejumput ketan hitam. Sisanya dibasuhkan ke sekujur tubuh. Sembari memegang kepala pasien, Kiai Salik baru membacakan mantra saktinya. Maka, selesai rangkaian prosesi itu. Mudah, kan? Tak semua permintaan orang yang datang dikabulkan. Ia mengakui terlebih dahulu melakukan tawassul kepada Allah. Meminta petunjuk, apakah orang yang minta kebal itu, hidupnya di jalan yang benar atau kacau. "Kalau jalan hidupnya ngaco, tentu tidak saya kabulkan," kata Salik.
Setrum kekebalan tak hanya dipraktekkan oleh Salik. Di Desa Loram Kulon, Jati, Kudus, Jawa Tengah, ada Sunarwi, 53 tahun, juga pasang tawaran ilmu. Namun, menularkan kiat kekebalan Sunarwi lebih berat dibanding Salik.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…