RAPBN 1989-1990: MULAI ADA UNSUR ..

Edisi: 46/18 / Tanggal : 1989-01-14 / Halaman : 86 / Rubrik : KL / Penulis : PANGESTU, MARI


SEBENARNYA RAPBN 1989-90 mengandung banyak hal yang dapat diperkirakan. RAPBN 1989-90 menggambarkan kelanjutan upaya pemerintah untuk mengatasi defisit yang dialami karena turunnya harga minyak. Yaitu untuk melakukan penghematan dari segi pengeluaran, dan untuk meningkatkan penerimaan negara dari sumber nonmigas -- dalam bentuk pajak nonmigas maupun devisa dari ekspor nonmigas. Penyesuaian yang dilakukan dalam menghadapi gejolak-gejolak tersebut telah membuat Indonesia mendapatkan medali good boy dari kalangan donor, terutama Bank Dunia.

Seperti yang disimpulkan oleh Bank Dunia (World Development Report 1988), kebijaksanaan makroekonomi yang stabil dan terjaga (prudent) akan lebih menunjang pertumbuhan perekonomian daripada peningkatan dan penurunan pembelanjaan pemerintah yang berubah-ubah sesuai dengan pendapatan. Defisit anggaran belanja dan utang luar negeri yang dihadapi banyak negara berkembang seperti Indonesia menghadapkannya pada suatu dilema yang tidak mudah diatasi: bagaimana mencapai stabilitas ekonomi dalam jangka pendek tanpa mengganggu pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Ada tingkat defisit yang dapat ditoleransi, yaitu yang konsisten dengan inflasi rendah, tingkat utang luar negeri yang moderat, dan iklim investasi yang sehat. Soalnya, keadaan ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan dengan sendirinya dapat memperkuat kemampuan untuk melunasi defist tersebut.

Indonesia dianggap berhasil dalam melakukan kebijaksanaan fiskal yang terjaga. Pada saat boom minyak, walaupun pengeluaran pemerintah meningkat cukup besar dan mengakibatkan inflasi yang mempengaruhi daya saing sektor nonmigas, secara relatif pengeluaran pemerintah cukup terkendali dan produktif dibanding negara lain seperti Nigeria dan Meksiko. Dan pada waktu harga minyak turun, pemerintah dengan cepat melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.

Perbedaan penting dan positif dalam RAPBN 1989-90 dibanding dengan tiga tahun terakhir adalah mulai adanya unsur-unsur ekspansif karena kenaikan gaji pegawai negeri dan peningkatan pengeluaran pembangunan. Hal ini akan menjadi sumber pertumbuhan perekonomian yang penting, karena seperti telah diuraikan di atas, ada tingkat defisit yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…