Berbagai Wajah Yusuf Randy
Edisi: 47/18 / Tanggal : 1989-01-21 / Halaman : 22 / Rubrik : HK / Penulis :
INI bukan lelucon awal tahun. Si "raja komputer" Jusuf Randy, Direktur Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia-Amerika (LPKIA), Jumat siang pekan lalu ditangkap polisi Polres Jakarta Selatan.
Ia diduga polisi telah memalsukan surat-surat identitasnya seperti tanda kenal lahir, KTP, dan paspor. Jelasnya, Jusuf Randy, yang selama ini seakan-akan warga negara Indonesia, ternyata adalah warga negara asing: Jerman Barat. "Jusuf sudah mengakui kesalahannya," kata sumber TEMPO di Polres Jakarta Selatan.
Siapa tak kenal Jusuf Randy ialah tokoh yang lima tahun terakhir ini malang melintang di dunia komputer. Ia pimpinan sebuah lembaga pendidikan komputer terkenal di Indonesia, LPKIA. Namanya selalu muncul di media massa, sebagai seorang pakar komputer dan dermawan yang sulit dicari tandingannya. Ia punya ratusan orang anak asuh. Ia juga muncul sebagai khatib di mimbar masjid, pemrasaran di berbagai seminar khususnya yang menyangkut komputer. Bintang iklan, atau bintang tamu di drama terkenal TVRI, Losmen. Bahkan seorang sutradara terkenal saat ini telah menyiapkan skenario untuk Jusuf Randy.
Siapa sangka sebagian besar "promosi" dirinya tak lebih dari "kecap dapur". Ia misalnya, di berbagai media massa mengaku anak petani dan telah ditinggal mati orangtuanya, ternyata itu cerita "isapan jempol" belaka. Ayahnya seorang pengusaha di Bandung hingga kini masih hidup (lihat Hikayat si Ucup dari Sumedang).
Semuanya itu baru tersingkap Jumat pekan lalu. Ketika itu Jusuf, 47 tahun, lagi bersiap-siap hendak sembahyang Jumat dari kantor LPKIA Jalan Radio Dalam No. 60, Jakarta Selatan. Tiba-tiba dua orang tamu berpakaian preman, yang mengaku polisi, mengajaknya pergi.
Sejak itu, ia dikenai penahanan dengan tuduhan tadi. Sampai awal pekan ini, keluarganya, termasuk istri keduanya, Yanti, belum diperkenankan menegoknya di tahanan. Ia hanya pernah diizinkan menjenguk rumahnya di Jalan Haji Nawi selama setengah jam -- dan setelah itu harus kembali ke kamar tahanan.
Sementara itu, istri pertamanya, seorang Jerman, Elizabeth, dan anak tertuanya, Thomas Randy, juga sedang dicari polisi. Mereka, konon, juga melakukan kejahatan yang sama: memalsukan identitas dan kewarganegaraan. Sampai saat ini polisi belum berhasil menemukan tempat persembunyian ibu dan anak itu.
Selain Jusuf, polisi juga menangkap seorang pimpinan LPKIA, Rochmani, dan seorang staf kantor Kelurahan Gandaria. Apa sangkutan mereka dengan kesalahan Jusuf ? "Saya belum bisa memberikan keterangan apa-apa. Insya Allah minggu depan terungkap," kata Kapolres Jakarta Selatan, Letkol. Drs. F. Arwien.
Jusuf Randy sebenarnya bernama asli Nio Tjia Siang. Ia lahir di Sumedang, Jawa Barat. Tapi sejak 1960 ia menjadi warga negara Jerman dan menikah dengan Elizabeth membuahkan tiga anak. Sekitar 1983 Jusuf memboyong keluarganya ke Indonesia.
Di tahun itu juga, Jusuf, yang mengaku sekolah komputer di luar negeri dan pernah bekerja di IBM, mendirikan LPKIA. Karena belum berstatus WNI, ia mencomot bekas pegawai toko roti Cerykop, Rochmani, untuk didudukkan sebagai pendiri LPKIA.
Padahal, sungguh mati, Rochmani tak tahu apa-apa tentang komputer apalagi lembaga pendidikan. Bahkan Jusuf pun tak begitu dikenalnya. "Saya, sih, nggak kenal dengan Pak Jusuf Randy. Dia itu orang besar, saya kan orang kecil," kata Rochmani, 29 tahun. Sebab itu, ia hanya bisa mengangguk ketika dibawa Jusuf ke Notaris Nyonya Ananta Nitisastro, S.H. untuk menandatangani akta LPKIA.
Selain Rochmani ada…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…
Peringatan dari Magelang
1994-05-14Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…