Seorang Asing Di Tengah Nu
Edisi: 39/19 / Tanggal : 1989-11-25 / Halaman : 35 / Rubrik : KL / Penulis : ALI, FACHRY
SEBAGAI dosen, Abdurrahman Wahid bukan saja sangat demokratis, tapi bingung menghadapi absen. Ketika usai kuliah dengannya, mahasiswa Jurusan Sejarah Fakultas Adab IAIN Jakarta menyodorkan absen, ia terperangah. "Apa ini?" ia bertanya. Mahasiswa itu menjawab, "Ini daftar hadir dosen." Dan ia menolak untuk menandatanganinya.
Suatu hari, ia menyerahkan sebuah artikel Reuvane Kahane kepada mahasiswa. Isinya tentang teori Islamisasi di Indonesia. Wahid meminta saya menguraikannya di depan kelas. Sikapnya yang semacam itu bukan saja baru di Jurusan Sejarah pada waktu itu, tetapi juga diikuti oleh hal lain: ia tertidur ketika saya baru memasuki bagian tengah dari pembahasan artikel itu.
Wahid, Ketua Umum Tanfidziah NU, yang masa jabatannya akan berakhir di akhir November ini, memang seorang yang "longgar". Ia bukan saja tidak menyukai protokoler dan hal-hal yang bersifat resmi lainnya, tetapi juga baru bersepatu ketika menyambut kedatangan Presiden serta menteri-menterinya untuk membuka Muktamar NU pada 1984 lalu. Sebelumnya, sepatu sandal hampir tak pernah lepas dari kakinya.
Tapi, tentu saja, "kelonggaran"…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…