Ruang-ruang Kosong Dalam Desain ...

Edisi: 49/16 / Tanggal : 1987-01-31 / Halaman : 60 / Rubrik : KL / Penulis : KISSINGER, HENRY

SELAGI Washington disibukkan oleh perkara Iran dan Contra, suatu kejadian lain sedang berkembang di Asia, dengan dampak yang sangat dalam di masa depan. Itulah keputusan Jepang untuk melampaui batas 1% dalam anggaran belanjanya untuk pertahanan. Pendobrakan garis pembatas itu, yang dibarengi dengan peningkatan belanja pertahanan - akibat GNP Jepang yang juga makin naik - merupakan suatu petunjuk yang tak bisa dipungkiri: negara itu akan muncul sebagai salah satu kekuatan militer dalam waktu tak terlalu lama. Dalam pada itu, modernisasi Cina juga sedang berlangsung. Dan hal-hal di atas akan memaksa Amerika meninjau kembali kepentingan sekuritinya di Asia. Padahal, itu mesti dilakukan sejak dulu.

Selama lebih dari satu generasi, Amerika telah berusaha menandingi kekuatan militer Uni Soviet di Eropa. Dan dalam waktu bersamaan ia harus pula menerima kenyataan menurunnya secara tetap perimbangan regional di Asia. Kekuatan Soviet di benua ini tersebar dari sepanjang pantai Indocina sampai ke Pasifik Selatan. Padahal, kekuatan militer Amerika telah ditarik dari Asia Tenggara, di samping kehadirannya di Korea dan Jepang makin menipis. Bahwa Amerika tak boleh terlibat secara militer di daratan Asia merupakan aksioma politik luar negerinya sejak Perang Vietnam berakhir.

Itu konsep aneh. Sebagaimana di Eropa Barat, dengan perhitungan rasional apa pun Amerika punya kepentingan vital di Asia. Hegemoni mana pun yang memusuhi Amerika di benua ini paling tidak akan mengakibatkan konsekuensi yang sama berbahayanya dengan, katakanlah, pendudukan atas Eropa Barat. Jelas, realitas Asia tak sama dengan realitas Eropa. Di Eropa, sekuriti dimulai dengan adanya sistem aliansi yang berlawanan satu…

Keywords: -

---

Foto Terkait