Larinya Seorang Cia

Edisi: 42/16 / Tanggal : 1986-12-13 / Halaman : 45 / Rubrik : SEL / Penulis :


PEMBELOTAN sudah menjadi kisah yang agak lazim dalam dunia spionase. Tetapi yang menimpa CIA -- dinas rahasia AS yang sangat termasyhur itu dalam dua tahun belakangan ini tetap dianggap luar biasa. Sepanjang 39 tahun sejarah lembaga mata-mata itu, inilah untuk pertama kalinya seorang bekas agen CIA membelot ke Uni Soviet, musuh langsung dan paling bebuyutan Central Intelligence Agency. "Peristiwa ini bagaikan luka yang sangat dalam," kata Stansfield Turner, bekas direktur CIA.

Luka itu berakibat panjang. Antara lain tuding-menuding dan saling menyalahkan antara biro pengusutan federal, FBI, dan CIA sendiri. Beberapa pejabat terpaksa dicopot. Yang lebih parah, sejumlah taktik dan strategi jangka panjang harus didesain kembali. David Wise, pengarang sejumlah buku nonfiksi di sekitar dunia intel, dan penulis novel spionase, The Samarkand Dinnension, yang akan terbit April tahun depan, mencoba menelusuri jejak pembelotan itu, kemudian menurunkan laporannya dalam The New York Times Magazine, awal November lalu. Kisah berikut ini dipetik dari laporan tersebut, kemudian diperkaya dengan sejumlah bahan lain.

* * *

Di padang-padang pasir di dekat Santa Fe, langit berubah jingga dan merah. Senja sedang berganti malam. Pegunungan Sangre de Cristo sejenak tampak lembayung, kemudian hitam, bagai bayang belantara purba yang disergap bulan gerhana. Lalu, muncullah bintang-bintang pertama, dan alam seperti menjadi milik kawanan serigala, burung hantu, dan katak-katak gurun yang bersembunyi di hari siang. Pada malam seperti itulah, lebih dari setahun lalu, seorang bekas agen CIA menyelinap dari pengawasan petugas-petugas FBI, lalu lenyap seperti ditelan Bumi. Namanya Edward Lee Howard.

Pada 7 Agustus tahun ini, ia tiba-tiba muncul di Moskow, dan dinyatakan mendapat suaka politik dari Kremlin. Masyarakat intel Amerika Serikat merasa seperti diludahi. Menurut beberapa pejabat dinas rahasia negeri itu, Howard menyingkapkan kepada pihak musuh metode-metode yang dipakai CIA menghubungi para agennya di belakang Tirai Besi itu. Pengkhianatan ini, antara lain, menghancurkan Adolf G. Tolkachev, tenaga riset bidang pertahanan Sovit yang rupanya selama ini sudah "dibina" CIA. Akhir Oktober lalu, kantor berita Uni Soviet, Tass, mengumumkan bahwa Tolkachev sudah dieksekusi. Betapa remuknya hati para petinggi spionase AS.

Pembelotan Howard juga menyebabkan sejumlah agen dinas rahasia AS yang bekerja di Soviet terbuka kedoknya, dan diusir pulang. Beberapa warga negara Soviet, yang selama ini membantu dinas rahasia AS, juga tidak lepas dari musibah: ditangkapi dan dijebloskan ke dalam penjara. Pengkhianatan Howard, seperti ditulis David Wise, "Mungkin merupakan permaluan yang paling besar, yang pernah ditanggungkan CIA." Dalam peristiwa ini, seorang bekas agen CIA lainnya juga dicurigai ikut bersekongkol. Namanya William G. Bosch.

Pada hari pelarian Howard, agen-agen FBI mencari jejak Bosch jauh ke Pulau South Padre, di ujung paling selatan Texas, hampir ke tapal batas Meksiko. Selama empat hari bekas spion ini diperiksa, sementara para petugas FBI lainnya melakukan pengintaian 24 jam di sekitar rumah Howard di Santa Fe, New Mexico.

Menurut sumber-sumber intel, Bosch akhirnya mengaku pernah ditemui Howard di pulau itu. Howard mengatakan bahwa dia sudah menjual sejumlah rahasia kepada KGB. Ia kemudian menawarkan apakah Bosch ingin serta dalam rencana-rencana spionase yang lebih jauh. Mereka kemudian merundingkan sebuah perjalanan ke Kedutaan Besar Uni Soviet di Meksiko.

Tapi tindakan agen-agen FBI itu terlambat sudah. Ketika mereka baru saja menginterogasi Bosch, Howard sudah lolos dari rumahnya, menyeberangi gurun New Mexico. FBI betul-betul merasa dikibuli, dan sakit hati luar biasa. Bukankah mereka sudah "mengepung" rumah calon pembelot itu sepanjang 24 jam? Bagaimana Howard bisa menyelinap dengan sukses, di bawah pengawasan para mata-mata berpengalaman ?

Untuk memahami kasus Howard, kata David Wise, "Orang harus memandang persoalan melalui kaca mata dunia kontraintel yang gelap, tempat segala hal tidak boleh disimpulkan dari wujud luarnya, dan tempat jawaban tidak bisa diberikan untuk semua pertanyaan."

Adanya orang kedua dalam kasus Howard hanyalah satu di antara aspek mengejutkan dari seluruh rangkaian peristiwa ini. Banyak sekali segi lain yang belum dapat diungkapkan. Padahal, pengusutan yang mendalam sudah dilancarkan terhadap orang-orang di sekitar Howard: sanak saudaranya, sahabat-sahabatnya, rekan bisnisnya, tetangganya, bahkan pejabat-pejabat pemerintah yang pernah mempunyai hubungan dengan dia, termasuk sejumlah agen dinas rahasia. Dari seluruh pengusutan itu muncul berbagai informasi yang tidak diduga, yang sebelumnya gelap. Misalnya.

Edward Howard dan istrinya, Mary, bekerja pada Direktorat Operasi CIA, semacam cabang bawah tanah dinas rahasia itu. Pasangan ini bahkan sudah mendapat latihan khusus untuk ditempatkan di Moskow sebagai tim spion suami-istri.
Pada hari pelarian Howard, 21 September 1985, ternyata, hanya ditempatkan satu orang agen FBI mengawasi rumah keluarga Howard. Di bawah pengawasan pengintai tunggal itulah, Mary berhasil melakukan pengibulan dengan menempatkan sebuah boneka pria di kursi depan mobil, sehingga agen FBI itu salah sangka, dan Howard mendapat peluang 24 jam untuk melarikan diri.
Mary kemudian masih sukses lagi menipu FBI dengan memutar rekaman suara suaminya di pesawat telepon, sehingga para penyadap, yang memang siaga, yakin bahwa Howard masih berada di rumah.
Mary dan Howard berada di daerah olah raga ski di Austria, di dekat tapal batas Swiss, pada 20 September 1984. Pada saat-saat itu, menurut kesimpulan FBI, Howard bertemu dengan agen-agen KGB. Tetapi Mary menerangkan, pada hari itu suaminya hanya meninggalkan hotel sebentar saja, dan ia mengaku tidak mengetahui apa-apa tentang tuduhan bahwa Howard bekerja untuk Rusia. Selama setahun sejak kepergian suaminya, perempuan itu tidak mau berbicara dengan wartawan. David Wise adalah wartawan pertama yang berhasil mewawancarainya.
Dewan Penasihat Intel Luar Negeri Presiden AS melemparkan kritik tajam terhadap cara CIA dan FBI menangani kasus Howard. Pejabat-pejabat yang bertanggung jawab di kedua dinas rahasia itu mendapat caci maki "resmi" habis-habisan.

Kasus Howard lebih dari sekadar batu ganjalan yang terpaksa membuat sejumlah operasi rahasia menjadi tertunda. Bagi CIA, peristiwa ini tidak ubahnya dengan segulungan benang kusut yang, bila tidak bisa dijernihkan, akan menjadi cela dan aib. Baik di bidang pengelolaan operasi-operasi rahasia maupun pada sektor yang menyangkut prosedur birokrasi.

Satu hal tak bisa dibantah: pembelotan Edward Howard membangkitkan pertanyaan luas ke dalam tubuh CIA sendiri. Bagaimana lembaga ini sebetunya mengamankan dirinya? Bagaimana kebijakanaan dinas rahasia itu dalam merekrut dan nenempatkan personel? Dan yang paling gawat: Bagaimana upaya kontraintel Amerika Serikat secara menyeluruh, sebetulnya?

Kasus Howard juga membangkitkan sejumlah pertanyaan yang menggoda, dan tetap tidak terjawab di kalangan para pejabat FBI dan CIA. Misalnya apa yang membuat Edward Howard begitu yakin mendatangi William Bosch, dan menceritakan terus terang bahwa ia bermaksud melakukan pengkhianatan terhadap negerinya? Mengapa pula Bosch tidak langung melaporkan kepada yang berwajib, ketika Howard untuk pertama kalinya menghubungi dia? Dan terakhir: tidakkah kasus ini merupakan sebuah isyarat betapa rapuhnya sistem intel Amerika Serikat?

Pagi, 1 Agustus 1985, Vitaly Yurchenko mengatakan kepada para sejawatnya di Kedutaan Besar Uni Soviet di Roma, Italia, bahwa dia akan keluar berjalan-jalan, dan mengunjungi Museum Vatikan. Yurchenko, 49 tahun, adalah deputi kepala Departemen Pertama KGB, yang bertanggung jawab terhadap operasi-operasi di sekujur Amerika Serikat dan Kanada. Ia tiba di Roma sepekan sebelumnya.

Ketika ia belum pulang pada saat makan malam, para pejabat kedutaan mulai gelisah. Esoknya, setelah Yurchenko ternyata belum balik juga, kedutaan melayangkan sebuah laporan orang hilang kepada pihak kepolisian Italia. Sementara itu, orang-orang KGB di Roma cemas menghadapi kemungkinan terburuk: bahwa Vitaly Yurchenko, agen terpercaya yang layak dicadangkan untuk kedudukan puncak, dengan masa jabatan 25 tahun di dalam dinas rahasia Uni Soviet, kemungkinan besar telah melakukan pembelotan.

Dugaan itu ternyata tidak meleset. Yurchenko "kakap emas" di mata CIA, sedang diungsikan ke sebuah tempat yang aman di dekat Fredericksburg, Virginia, untuk mulai ditanyai. Sebelum dia meloloskan diri dari orang-orang CIA itu, tiga bulan kemudian, dan balik ke Soviet seraya meninggalkan serangkaian perbantahan dan kebingungan di kalangan masyarakat intel, dia sempat menyerahkan sejumlah keterangan yang sangat menentukan.

Tujuan pertama pemeriksaan yang dilakukan terhadap para pembelot komunis yang menyeberang ke AS ialah mengetahui sejauh mana dinas rahasia Amerika Serikat kemasukan agen-agen Merah. Yurchenko membuka kedok dua agen penyusup itu. Keterangannya yang rinci membuat FBI sampai pada seseorang bernama Ronald W. Pelton, bekas anggota Dinas Sekuriti Nasional AS, yang pada bulan Juni tahun ini diperkarakan dengan tuduhan melakukan kegiatan mata-mata yang merugikan tanah airnya.

Tentang orang kedua, Yurchenko mengungkapkan bahwa tokoh yang dimaksudnya pernah bekerja untuk CIA. Sayang, dia tidak mengetahui nama orang tersebut, kecuali nama sandinya, "Robert". Yurchenko sendiri tidak pernah bertemu muka dengan Robert, sehingga dia juga tidak bisa melukiskan sosok tokoh tersebut. Untung, ada dua kunci penting yang bisa dipakai untuk melacak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…