ROBOHNYA KERATON KAMI

Edisi: 51/14 / Tanggal : 1985-02-16 / Halaman : 12 / Rubrik : NAS / Penulis :


MEMAKAI sekop, sekitar 60 orang itu menggaruki halaman. Setelah kebakaran 31 Januari lalu, ribuan meter persegi pekarangan Keraton Solo tertutul abu. Dengan hati-hati, abu itu dimasukkan dalam kantung-kantung plastik. Semua bekerja dengan serius. Mereka adalah anggota ABRI dari Brigif VI Kostrad, karyawan DPU Kota Madya Surakarta, dan beberapa abdi dalem keraton. Beberapa putra dan putri Paku Buwono XII bertindak sebagai pengawas .

"Sinuhun menganggap abu itu keramat," kata K.G.P.H. Hangabehi, putra PB XII. Yang disebutnya Sinuhun adalah PB XII. Karena itu, rencana semula untuk membuang abu itu ke tempat sampah dibatalkan. Sampai akhir pekan lalu sebagian besar lokasi kebakaran telah bersih, dan terkumpul sekitar 154 kantung plastik abu yang masing-masing beratnya kurang lebih 5 kg. Abu ini berasal dari atap sirap, plafon dan tiang kayu jati yang terbakar. Saat pembersihan, ditemukan sekitar 40 kg emas, yang semula dipasang di tiang dan belandar untuk penolak bencana.

Menurut rencana, abu yang berasal dari gedung Sasana Sewaka akan ditanam kembali di bawah Sasana Sewaka yang akan dibangun kembali. Begitu juga abu bekas gedung Handrawina. Namun, hingga awal pekan ini abu di reruntuhan bangunan Prabasuyasa belum diutik-utik. "Itu tempat pusaka," kata Hadiprabowo, putra PB XII yang lain. Menurut dia, ada beberapa pusaka yang belum ditemukan di reruntuhan bangunan ini.

Sebagian kecil abu itu akan dilabuh di Lautan Indonesia. Kapan? "Sinuhun belum menetapkan harinya," sahut Hadiprabowo. Melabuh di Lautan Indonesia merupakan kebiasaan raja-raja Yogyakarta dan Surakarta yang dianggap mempunyai ikatan batin dengan Nyi Roro Kidul, "penguasa" laut selatan.

Mungkin karena dianggap keramat, tak seorang pun yang berusaha memperoleh abu istimewa itu. "Saya tak berani membawa pulang abu itu. Hidup kami seketurunan bisa sial," kata Suprapto, abdi dalem yang merasa memperoleh tugas mulia karena ikut membersihkan abu.

Kini kantung-kantung plastik berisi debu berwarna kecokelatan, karena bercampur tanah basah akibat hujan, itu dionggokkan di emper museum Keraton, dan menjadi sasaran perhatian para pengunjung. Jumlah pengunjung museum Suaka Budaya, sesudah ditutup delapan hari setelah kebakaran, melonjak, meski harga karcis dinaikkan Rp 100 ("Untuk keamanan", kata sang petugas).

Pengunjung museum tak bisa mendekati lokasi kebakaran. Selain karena telah dipasang pagar kayu, kompleks Keraton kini dijaga ketat pasukan ABRI. "Itu perintah Jenderal Moerdani," kata petugas. Bukan hanya wartawan, kerabat Keraton yang bukan anggota panitia lokal pembangunan kembali Keraton juga dilarang masuk.

Keraton Solo yang terbakar itu memang akan dibangun kembali. Lima hari setelah terjadinya kebakaran, sebuah Panitia Pembangunan Kembali Keraton Surakarta dibentuk di Bina Graha. Sejumlah pejabat dan tokoh yang berasal dari Solo (atau istri mereka) dua pekan lalu dipanggil Presiden Soeharto. Seusai pembicaraan, diumumkanlah terbentuknya panitia tadi, yang diketuai Menko Polkam Surono dengan Menteri Kehutanan Soedjarwo dan Pangab/ Pangkopkamtib Jenderal L.B. Moerdani sebagai wakil ketua. Presiden Soeharto sendiri menjabat pelindung, sedangkan Ny. Tien Soeharto dan G.P.H. Djatikusumo menjadi penasihat.

Duduknya para pejabat tadi dalam panitia, kata Menko Surono, "Sebagai pribadi yang merasa mencintai kebudayaan Indonesia, khususnya Jawa." Secara bertahap Keraton yang terbakar akan dibangun kembali, "Untuk melestarikan pusat pengembangan budaya," kata Surono.

Menurut Surono, karena sulit memperoleh bahan-bahan yang sama seperti dulu, kerangka bangunan baru Keraton Solo nanti akan dibuat dari baja dan beton, tapi dilapisi kayu, supaya daya tahannya lebih kuat. Yang membangun kembali bukan pemerintah, tapi panitia yang berslfat perorangan tadi. Masyarakat yang ingin menyumbang dipersilakan. Presiden Soeharto memelopori dengan menyumbangkan separuh gajinya selama lima bulan, yang berjumlah Rp 10 juta. Diperkirakan pembangunan kembali itu akan memakan waktu 2 1/2 tahun.

Menteri Kehutanan Soedjarwo menjelaskan, "Benar, kita akan memberikan kayu jati kualitas nomor satu untuk pembangunan kembali Keraton Solo. Akan dipilih kayu yang usianya ratusan tahun, dan akan diambil, misalnya, dari hutan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?