Bisnis Baru, Dagang Tinju
Edisi: 34/15 / Tanggal : 1985-10-19 / Halaman : 54 / Rubrik : OR / Penulis :
PENONTON tinju di Istora Senayan seakan mengalami sebuah antiklimaks, setelah beberapa bulan ini begitu bangga oleh keperkasaan petinju Ellyas Pical.
Kali ini, Sabtu malam pekan lalu, jago mereka yang lain, Yani Hagler, 18, terkapar di ring, dikalahkan dengan KO oleh juara dunia dari Filipina, Dodie Boy Penalosa.
Sekitar 7.000 penonton, waktu itu, seakan menunggu kemenangan, bersorak-sorak mendukung Yani. Rupanya, mereka terpengaruh juga oleh pernyataan-pernyataan optimistis sebelumnya, oleh Pelatih Setyadi Laksono, bahwa anak asuhannya itu akan mampu mengatasi Dodie Penalosa.
Pertandingan ronde pertama baru berlangsung 1 menit 34 detik, ketika kedua petinju saling masuk di dalam jarak pukul. Yani Hagler, penantang, melepaskan hook kanan ke arah kepala Dodie Boy Penalosa, sang juara, tapi petinju Filipina itu mampu menghindar dengan merendahkan kepalanya. Di saat yang hampir bersamaan, hook kanan Dodie menubruk rahang kiri Yani dengan tepat. Efek pukulan itu tentu amat berat bagi Yani. Betapa tidak, tenaga yang dihasilkan hook Dodie itu seakan berganda, karena disongsong oleh tubuh Yani yang hilang keseimbangan, ketika hook kanan yang dilontarkannya menerpa tempat kosong. Tubuh Yani terjerembab di atas kanvas, diiringi jerit tertahan sebagian penonton.
Tapi jago dari sasana Sawunggaling, Surabaya, itu masih bandel. Meski agak sempoyongan, ia terus berdiri ketika Wasit Lucian Joubert (Amerika Serikat) belum selesai menghitung delapan. Tapi adegan-adegan berikutnya bukan lagi sebuah pertandingan tinju yang menarik untuk ditonton, melainkan lebih mirip sebuah pembantaian. Dengan beringas, Dodie terus mencegat Yani dengan pukulan-pukulannya yang keras. Di ronde pertama itu saja, Yani sempat tiga kali mencium kanvas. Wasit memang tak menghentikan pertarungan karena, menurut Promotor Boy Bolang, "Di dalam peraturan IBF pertandingan baru dihentikan apabila seorang petinju jatuh terpukul lima kali dalam satu ronde."
Yang mengherankan ialah taktik yang dipilih Yani Hagler setelah ia terpukul telak dan jatuh. Biasanya, petinju yang mengalami nasib seperti ini akan berusaha menghindar dari pertarungan, baik dengan terus lari maupun dengan clinch (merangkul lawan), menunggu sampai kondisinya pulih. Dari pinggir ring, Setyadi Laksono memang terdengar berteriak-teriak memerintahkan Yani agar menghindari pertarungan, "Jangan maju, lari, hindari," pekiknya. Tapi teriakan itu seakan lenyap oleh teriakan penonton yang kembali bangkit mengelu-elukan Yani, setelah ternyata petinju itu mampu meneruskan pertandingan. Seakan tak punya rasa jeri, petinju dengan kepala botak itu - ia menggunduli rambut karena kekagumannya pada raja kelas menengah dunia, Marvin Hagler, yang memang gundul - terus-menerus menguber lawan.
Di ronde ke-2, misalnya, dengan berani Yani saling menukar pukulan dengan lawan, walaupun - tentu saja - dalam kondisinya yang masih labil, pukulannya lebih banyak ngawur, selain kurang tenaga. Pelatih Setyadi Laksono mengaku sudah berusaha mengingatkan sikap salah yang ditempuh Yani "Tapi Yani wis tak sadar, ia cuma manthuk-manthuk," kata Setyadi. Menurut pelatih itu, anak asuhnya yang masih muda itu terbakar emosi karena terpukul jatuh. Hal itu memang tak dibantah Yani. "Setelah terpukul di ronde kesatu, aku wis pusing, Mas. Aku tidak sadar lagi, Dodie kelihatan dua, dan aku kejar terus. Sama sekali tak terdengar si Om (panggilan Pelatih Setyadi) berteriak-teriak. Dasar memang mau kalah, melawan Dodie ini saya terus emosi, nggak tahu kenapa," kata Yani Hagler.
Akibatnya memang amat menyedihkan. Yani jatuh bangun dan terkadang merangkak di atas kanvas. Selain tiga kali jatuh di ronde pertama, ia dua…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…