Sekolah Tanpa Masa Depan?

Edisi: 44/14 / Tanggal : 1984-12-29 / Halaman : 76 / Rubrik : PDK / Penulis :


DI Desa Jogonatan, Bantul, 1 km arah selatan Yogyakarta, sebuah kompleks gedung baru, baru saja berdiri. Pada tanah seluas hampir 85.000 m2 berdiri sekelompok bangunan hampir 18.000 m2 dengan 170 ruangan. Biaya yang dikeluarkan membangun kompleks hampir Rp 3 milyar. Di sinilah calon-calon senirupawan, penari, dan pemusik dididik. Rabu pekan lalu, kompleks itu diresmikan oleh Menteri P & K Nugroho Notosusanto dengan nama Sekolah Menengah Seni Mardawa Mandala, Yogyakarta. "Mardawa Mandala artinya kelembutan atau rasa yang paling halus," kata Menteri.

Maka. tiap sekolah menengah kesenian di Yogyakarta yang selama ini tersebar di tiga tempat, dikumpulkan. Apa artinya?

"Para siswa dari tiga bidang seni itu masing-masing bisa memanfaatkan keahlian satu sama lain," kata But Muchtar, rektor Institut Seni Indonesia (ISI). But, seorang pematung juga pelukis, tampaknya bisa melihat prospek yang menguntungkan dari pengumpulan sekolah seni ini. Ia, sebagai rektor ISI, pernah mengatakan, "Apa salahnya mahasiswa seni rupa mendapat kuliah sejarah musik." (TEMPO, 28…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14

Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…

S
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16

Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…

T
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16

Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…