Jika Ingin Selamat, Bbm...
Edisi: 46/13 / Tanggal : 1984-01-14 / Halaman : 72 / Rubrik : EB / Penulis :
MEREKA yang menyerbu tempat-tempat penukaran uang untuk membeli dolar, pekan lalu, boleh kecewa. Sebab, devaluasi rupiah, seperti didesas-desuskan, cepat dibantah pemerintah. Begitu juga mobil yang antri di beberapa pompa bensin di Jakarta, ketika Presiden Soeharto membacakan pidato RAPBN 1984-1985, Senin lalu. Dalam pidato yang dua jam itu, yang dimulai pukul 10.00, tak ada satu kalimat pun yang tegas mengatakan harga BBM naik.
Tapi Presiden, yang rupanya mahir menerangkan kaitan harga minyak dengan harga BBM di dalam negeri, mengisyaratkan apa akibatnya kalau harga BBM tidak dinaikkan. "Makin besar subsidi BBM, akan makin kecil dana yang tersedia untuk membangun. Sebaliknya, makin kecil subsidi BBM, akan makin besar dana yang tersedia untuk membangun, kata Presiden.
Dalam APBN 1983-1984, pos subsidi BBM ditekan menjadi hanya Rp 689,5 milyar. Dan sejak 7 Januari pukul 00:00 tahun 1983, harga delapan komponen BBM naik rata-rata dengan 50%. Tapi subsidi yang dapat ditekan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…