Berbincang Dengan Perempuan Moskow
Edisi: 48/13 / Tanggal : 1984-01-28 / Halaman : 44 / Rubrik : SEL / Penulis :
GERAKAN kebebasan wanita, atau tuntutan persamaan hak, bagi wanita Moskow ternyata tidak selalu perlu. Nadezhda Pavlovna, 48, malah tertawa ketika ditanya soal emansipasi. "Kami tidak memerlukannya di sini," katanya. "Kami sudah melewati tahap seperti itu. Emansipasi sudah menjadi bagian dari gaya hidup kami."
Untuk mengetahui seluk-beluk kehidupan wanita Moskow, dua wanita Swedia - Carola Hansson dan Karin Liden - mewawancarai 13 orang. Ini merupakan wawancara tak resmi, di luar pengawasan pemerintah Rusia, sehingga kedua pewawancara itu perlu berjuang keras melawan bahaya dan menyusup ke sana-kemari. Maklum, rakyat Rusia bukan sasaran yang halal untuk interview. Hasil rekaman mereka sudah dijadikan buku, berjudul: Moscow Women, Thirteen Interviews. Petikannya, berupa penuturan dari dua di antara 13 perempuan itu, dimuat dalam majalah Sweden Now, November lalu.
Nadezhda Pavlovna merupakan potret kehidupan wanita yang gemah-ripah. Ibu dua anak ini ketika ditemui untuk wawancara tengah mengikuti suatu kursus di Universitas Moskow. Ia, untuk sementara, tinggal di kompleks mahasiswa di Bukit Lenin. Sedang rumahnya yang tetap di Alma-Ata, Kazakhstan. "Karena halamannya terlalu luas, sebagian saya manfaatkan untuk bikin kolam renang," tutur Nadezhda mengenai rumahnya di sana.
Tampangnya khas Rusia: wajah agak bundar, dengan hidung tak begitu mancung, dan sedikit tulang menonjol. Rambutnya yang pirang agak kemerahan ia sisir ke belakang dan ia ikat dalam simpul. Nadezhda bertubuh molek, gerakannya gesit, dan tampak selalu yakin - begitu mengesankan, sekaligus tampak keibuan.
Cuma, pada awal wawancara, Nadezhda mencoba menahan diri untuk tidak berkata banyak. Maklum, anggota partai. "Tapi ia segera lebih santai ketika kami menghendakinya untuk menceritakan segala ihwal kehidupannya," kata Carola Hansson. "Bahkan menjadi lebih hidup, dan sering pula membuat kami terbahak-bahak."
Di Alma-Ata, Nadezhda mengajar pada sebuah college calon guru, semacam IKIP. "Saya tak pernah melakukan pekerjaan lain," tuturnya. "Sebab, begitu selesai sekolah dulu, saya langsung mendapat tugas di sekolah guru itu. Lalu saya menggarap disertasi untuk gelar doktor, dan setelah rampung kembali lagi mengajar pada lembaga yang sama. Saya memberikan beberapa mata pelajaran."
Kehidupan sehari-harinya bervariasi. Pagi hari mengajar empat jam. Sampai di rumah sekitar pukul satu atau dua siang, karena begitu dari kelas ia menyempatkan diri berbelanja. Sendirian ia makan siang di rumah, lalu membaca dan menyiapkan bahan kursus. "Sekitar pukul enam, seluruh keluarga berkumpul. Kami makan malam bersama, lalu membagi tugas membereskan rumah dengan suami saya, yang sebenarnya masih capai karena baru pulang kerja. Lalu waktu santai."
Mereka menghabiskan waktu satu atau dua jam di taman, setiap hari. Atau sekali-sekali berenang bersama kedua anak mereka. "Musim semi ini saya akan menanam bunga mawar kembali, tapi sebelumnya akan saya urus dulu strawberi," tutur Nadezhda.
Suaminya ahli geofisika. Ia berlangganan pelbagai jurnal teknik. "Sering, menjelang tidur tengah malam, ia menemukan sesuatu yang bisa dimanfaatkan." Memang, "kami biasa tidur lewat tengah malam. Masing-masing sibuk membaca." Pada hari Sabtu atau Minggu, keluarga ini menikmati udara segar di pegunungan. "Kadang-kadang berkemah selama beberapa hari." Tentu bersama kedua anak mereka, plus anjing peliharaan.
Meski Nadezhda seorang anggota Partai, untuk mencapai kenyamanan hidup seperti itu ternyata diperlukan perjuangan pahit juga. Pasangan ini menikah pada 1952. "Ketika itu saya sudah mulai bekerja, dan suami saya baru saja menyelesaikan sekolah."
Mereka sepakat tidak segera melahirkan anak. "Sebab…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…