Menyelamatkan Petinju Dari Maut
Edisi: 47/11 / Tanggal : 1982-01-23 / Halaman : 55 / Rubrik : KSH / Penulis :
TINJU, menurut penelitian di AS, , olahraga kaum muda. Dengan olahraga itu, badan berkembang, pinggang jadi bersayap, dan berotot kekar. Perkembangan itu mencapai titik puncak kegemilangan petinju pada usia sekitar 30 tahun. Kemudian grafik menurun. Kelenturan semakin berkurang sampai benar-benar kaku di saat ajal.
Proses itu dipercepat bila petinju naik ring terus: Pada usia 40, ia kena sindrom mabuk bertinju (punch drunk syndrome). Gejala ini nampak dalam cara ia berjalan dengan tumit, alis menebal, begitu pula hidung dan daun telinganya, mulut komat-kamit, berpikir lamban.
Otak akan menjadi korban yang parah. Dalam latihan, apalagi petinju prof, kepalanya bisa kena tonjok 50 kali. Jotosan di kepala itu menciptakan gegar otak kecil. Knock-out (KO) dalam pertandingan, biasanya terjadi karena pembuluh darah pembawa zat asam kena totok, juga menciptakan pendarahan kecil di otak, meski yang kena pukul ialah urat di leher atau perut.
Brutal
Semakin lama semua hal itu menciptakan parut (scar) di otak, yang suatu waktu sedemikian banyak dan dalam. Bekas luka di kulit badan bisa hilan karena jaringan sel tubuh selalu berganti, tapi tidak demikian halnya dengan jaringan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Awas, Olahraga dan Rapuh Tulang
1994-05-14Olahraga keras dan berlebihan bisa mengakibatkan rapuh tulang. pelari maraton, pebalet, atlet dayung, dan pelatih…
Dari Mana Raja Singa di Wamena?
1994-04-16Banyak penduduk pedalaman irian jaya ditemukan mengidap penyakit kelamin. sejumlah pria pernah diundang "pesiar" ke…
Cangkok Cara Tegalrejo
1994-04-16Rumah sakit tegalrejo semarang mencatat sukses mencangkok sumsum penderita talasemia. tanpa transfusi, pasien bisa hidup…