Dari Dokumen Cia Di Teheran

Edisi: 01/12 / Tanggal : 1982-03-06 / Halaman : 35 / Rubrik : SEL / Penulis :


SEBUAH dokumen baru-baru ini terbit di Teheran. Dalam bentuk aslinya, dokumen tersebut merupakan "buku pegangan" dinas mata-mata Amerika CIA untuk keperluan para anggotanya yang bertugas di mancanegara. Tentara Iran menemukannya tatkala mereka menduduki kedutaan besar AS di ibukota Iran itu, November 1979.

Memperingati hari ulang tahun ke-3 'revolusi Islam' di negeri tersebut, "para mahasiswa pengikut garis Imam Khomeini" mencetak-ulang dokumen tadi seraya menambahkan terjemahan dalam bahasa Parsi. Kata pengantarnya dibuka dengan sebuah ucapan Ayatullah Rohullah Khomeini: "Israel adalah musuh kemanusiaan dan musuh umat manusia."

Dibubuhi peringatan secret pada tiap halamannya, di dalamnya kita membaca: "Israel sudah sejak lama beroperasi di Asia Timur". Mereka memberikan latihan intelijen untuk Republik Cina (Taiwan). Juga "mempunyai hubungan dengan dinas-dinas rahasia Jepang, Muangthai, Korea Selatan, dan Indonesia."

Seperti jamaknya setiap negara, Israel tak hanya mengenal satu lembaga intelijen. Dan yang paling unggul di antaranya adalah Mossad, alias Mossad Letafkidim Meyouchadim. Terjemahan lurusnya: Badan Pusat Intelijen dan Tugas Khusus.

"Secara luas Mossaddiakui sebagai salah satu dinas rahasia paling efisien di dunia," kata Andrew Weir dan Jonathan Bloch dalamulisan mereka sekitar dokumen itu di The Middle East (TME), Desemher 1981. Dokumen CIA menyebut dins intelijen dan sekuriti Israel sebagai "salah satu yang terbaik di dunia." Dan dalam tinjauan Amerika, Mossad memang menduduki tempat utama di antara sekian lembaga intel yang dimiliki pemerintah Israel sekarang ini.

Masyarakat intelijen dan sekuriti negeri tersebut mempunyai posisi kuat dalam tubuh pemerintahan. Laporan mereka diperhitungkan dalam tiap keputusan. Banyak tokoh pendiri "Republik Israel" berasal dari "dunia James Bond" ini. Atau setidak-tidaknya pernah punya sangkut-paut, dengan satu dan lain cara.

MEREKA ditunjang oleh pres tasi militer melalui serangkaian perang dengan Arab, -- dan memasuki politik lewat salah satu partai berpengaruh. Semuanya berpengalaman dalam pekerjaan rahasia, dan sangat mengl gai nilai intelijen dan sekuriti.

Tapi dukungan paling mantap diperoleh dinas rahasia Israel dari Kementerian Luar Negeri. Tak perlu heran: banyak diplomat senior negeri itu tadinya perwira intel. Sebaliknya, para intel Israel yang beroperasi di luar negeri umumnya memakai kedok diplomat, paling tidak mendapat perlindungan diplomatik melalui pelbagai cara.

Faktor tercerai berainya bangsa Yahudi--pada suatu ketika--ke seluruh permukaan jagad, akhirnya merupakan 'hikmah'. Sekarang ini, misalnya, hampir tiap diplomat Israel fasih pelbagai bahasa asing. Tak sedikit pernah tercatat sebelumnya sebagai warganegara tempat mereka kini bertugas. Dalam pekerjaan dinas rahasia kenyataan ini sangat menguntungkan.

Di dalam negeri, hubungan dinas rahasia itu dengan kawula Israel rukun adanya. Rakyat mengerti bahwa jaringan intel berdiri di garis depan, dalam melindungi keamanan dan keselamatan mereka dari kekuatan militer resmi dan terorisme Arab. Sadar akan hal ini, tak sedikit bantuan yang diulurkan rakyat bagi pelbagai operasi.

Martabat dinas rahasia negeri itu di mata rakyatnya mulai menanjak sejak Perang Enam Hari (1967) yang mereka ungguli. Ketika itu yang paling banyak berperanan adalah Shin Beth, alias Sherut Bitachon Sladi, Dinas Kontraspionase dan Keamanan Dalam negeri .

Tapi pada Perang Yom Kippur, 1973, martabat itu sempat terjerembab. Bahkan kekonyolan Israel dalam kancah tersebut secara luas diejek sebagai "kegagalan intelijen". Akibatnya, sebuah komisi khusus dibentuk untuk membenahi koordinasi dan kerja sama yang kompak antara sesama dinas rahasia. Hasilnya bisa dilihat pada penyergapan Entebbe, Juli 1976-yang nyaris bagai legenda.

Para direktur dan staf senior dinas rahasia Israel menduduki standar profesi tertinggi di negeri itu. Tapi, anehnya, perbedaan gaji antara karyawan biasa dan para pemimpin tidak begitu besar. Di samping itu mereka 'dibekali' dengan protektsia, yang bagi telinga penduduk Israel terdengar laksana kata bertuah. Dengan protektsia tersedialah pelbagai fasilitas dan hak istimewa melalui jalur pemerintah.

Fasilitas dan gaji yang rata-rata tinggi itu agaknya turut berperanan membuat dinas rahasia Israel terkenal efisien. "Personil mereka sangat trampil. Teknik mereka mengorganisasikan diri sangat tinggi, begitu pula dalam meramu dan menapis informasi dari agen resmi, kelompok Yahudi perantauan, dan pelbagai sumber di seluruh penjuru bumi," kata dokumen CIA tadi.

Sejak sebelum dan selama Perang Dunia II, Israel sudah memasang kuda-kuda membangun jaringan intel yang ampuh. Mereka merekrut sejumlah tokoh Yahudi Eropa dan Timur Tengah yang sulit dicari tandingannya dalam perkara intel-mengintel. Sampai sekarang mitos kawanan intel generasi pertama itu masih berwibawa.

Ambillah umpamanya salah satu kelompok, yang biasa dijuluki 'garda tua'. Tiap anggota kelompok ini fasih berbicara dalam empat bahasa. Sedang kebolehan mereka dalam soal lain berada di atas takaran rata-rata. Dan kini keampuhan itu diturunkan kepada generasi penerus. Di samping latihan keras di rumah sendiri, para calon intel dikirim belajar ke luar negeri.

TAPI sukses intelijen Israel menghadapi dunia Arab "tidak semata-mata tergantung pada keiihaian mereka," kata dokumen CIA tersebut. "Sekuriti komunikasi negeri-negeri Arab yang jelek ikut memberi sumbangan bagi sukses itu."

Di pihak Israel, CIA menemukan kelemahan pada kenyataan yang menunjuk terlalu banyaknya intelijen militer negeri itu mengambil peranan dalam pengambilan berbagai keputusan. Sebagai akibatnya, banyak kesimpulan dan penilaian menjadi kurang obyektif bila menyentuh kepentingan Angkatan Bersenjata. Itulah pula salah satu sebab yang menjerumuskan negeri itu pada Perang Yom Kippur.

Di Kota Tel Aviv, markas besar dinas-dinasrahasia Israel selalu mengambil lokasi yang nyaman. Mossad dan Agaf Modiin (Dinas Rahasia Militer) umpamanya, tadinya terlindung di tengah sebuah-kompleks Angkatan Bersenjata, tepat di jantung kota. Bangunan itu dipagari kawat berduri, dan dikawal serdadu bersenjata.

Sampai sekarang Agaf Modiin masih bermarkas di sana. Tapi Mossad sudah pindah kantor. Kini mereka menempati sayap sebuah kompleks kantor dagang bertingkat, di seberang jalan kantor lama.

Shin Beth dulu bermarkas di Jaffa. Tapi Juni 1970 mereka…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…