Tewas Atau Tetap Sendiri

Edisi: 20/12 / Tanggal : 1982-07-17 / Halaman : 55 / Rubrik : KRI / Penulis :


SUATU hari dr. Abdul Mun'im, ahli patologi forensik dari Lembaga Kriminologi UI (LKUI), menerima "paket" dari kepolisian. Isinya, sesosok mayat bayi, montok dan berkulit putih bersih. Mun'im terkejut ketika melihat mulut yang mungil itu ternyata telah tersobek lebar, kira-kira oleh benda tajam.

Menerima kiriman serupa itu bukan hal baru bagi para petugas di LKUI. Tapi mayat bayi dengan luka serupa itu, digolongkan kasus istimewa di lembaga tersebut. Sebelumnya LKUI pernah menerima bayi baru lahir yang dibunuh dengan cara menusuk dadanya dengan benda ujam. "Karena tubuh bayi masih lemah, biasanya cukup dibunuh dengan membuatnya mati lemas -- misalnya dengan disekap, dijerat atau dicekik," ujar Mun'im.

Bayi-bayi malang serupa itu umumnya meninggal dalam usia nol hari artinya dibunuh sesaat setelah dilahirkan. Hal itu dengan mudah terlihat pada tubuhnya yang masih berlumur darah tali pusat belum dirawat, berlemak di beberapa bagian tubuh, bahkan terkadang masih ditempeli ari-ari.

Pembunuhan terhadap bayi berusia nol hari, menurut Mun'im, belakangan ini tampaknya menunjukkan angka meningkat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

G
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14

Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…

S
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14

Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…

K
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16

Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…