Bromocorah Dalam Sejarah Kita
Edisi: 01/11 / Tanggal : 1981-03-07 / Halaman : 72 / Rubrik : KL / Penulis : ONGHOKHAM
APA arti peristiwa Jember?
Jember, serta bagian timur dari Jawa Timur adalah daerah migrasi dari Madura. Wilayah ini relatif baru dibuka, dan dianggap sebagai daerah perbatasan (frontier area), tempat kerawanan sering terasa. Dalam daerah perbatasan ini, frontier justice atau main hakim sendiri seperti dalam film-film koboi Amerika sering terjadi, karena aparat negara belum dapat menguasai seluruhnya.
Dalam peristiwa Jember, yang menarik adalah fenomena "bromocorah". Dalam masyarakat Jawa mereka dikenal juga dengan istilah umum jago. Di Banten sebagai jawara, dan di daerah lain sebagai weri, atau blater.
Dalam pelbagai dokumen Hindia Belanda, mereka biasanya disebut sebagai orang-orang desa yang "lebih pintar" daripada penghuni lain. Mereka lebih banyak mengetahui mengenai dunia luar, dan biasanya mempermainkan keadaan orang desa. Mereka itulah orang bekas hukuman, atau, kalau tidak, calon penghuni penjara.
Di lain pihak, para jago ini juga banyak dipakai untuk kepentingan pemerintah. Mereka bisa jadi penjaga tata-tentrem, khususnya dalam hal mengawasai sesama jago. Mereka dipakai juga untuk menarik pajak, mengawasai kerja rodi dan lain-lain.
Antara jago yang di pihak pemerintah, dan jago yang dipenjarakan pemerintah karena melanggar hukum, sebenarnya tidak banyak bedanya. Contoh jelas adalah peristiwa Jember. Para vigilantees membantu polisi dalam mengawasi segolongan jago, tetapi sekarang merekalah yang dituduh pembunuh dan ditahan. Memang, dalam praktek, para jago dapat dengan mudah mengubah peran.
Tulisan ini akan meninjau peranan jago dalam masyarakat Jawa di masa lalu, dan membandingkan peristiwa di Jember dengan suatu peristiwa yang mirip di daerah Madiun di sekitar 1900.
Peranan jago dalam masyarakat berasal dalam kerajaan tradisional Jawa. Dalam menegakkan kerajaan, dan dalam sistem ekploatasi yang dijaga sebagai tata-tentrem, sebenarnya banyak kekerasan dipergunakan di kerajaan itu.
Banyak raja pertama Jawa berasal dari kalangan jago. Misalnya Ken Arok, Senapati dan lain-lainnya. Selanjutnya, karena diperlukan unsur paksaan dari atas terhadap masyarakat, penggunaan para jago berjalan terus. Mereka merupakan unsur penting dalam sistem pemerintahan tradisional.
Soemarsaid Moertono, seorang ahli yang pernah menulis tentang ketataprajaan kerajaan Mataram, menyebut bahwa…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…