HONG KONG, AJAL SEBUAH KOLONI

Edisi: 03/11 / Tanggal : 1981-03-21 / Halaman : 39 / Rubrik : SEL / Penulis :


PELANCONG Indonesia yang mendarat di Kay Tak, Hongkong, 16 tahun mendatang, mungkin disambut para petugas bea-cukai RRC dengan keramahan formal dan pandang curiga. Sementara di luar bandar udara internasional itu, prajurit Tentara Pembebasan Rakyat Cina berjaga-jaga dengan senjata pendek otomatik.

Sebuah mimpi buruk? Itulah agaknya yang bakal terjadi, kalau Inggris menyerahkan wilayah ini kepada RRC. Berdasarkan kontrak sewa van ditandatangani hampir seabad lalu, usia koloni itu akan berakhir, 30 Juni 1997.

Sementara hidup terus mengalir penuh warna, gejala keresahan mulai terasa di bandar yang penuh riwayat itu. Sekelompok bankir, pengusaha, dan ilmuwan kini sedang memperdebatkan nasib Hongkong. Mereka memang berhak cemas lebih dulu. Bila soal kontrak sewa tak diselesaikan dalam 3-5 tahun mendatang, penanaman modal di pulau itu pasti merosot.

Adapun perang Candu yang berkecamuk di akhir abad ke-19 mulai menanamkan kekuasaan Inggris di negeri Cina. Tahun 1842, Pulau Hongkong diserahkan kepada Inggris -- menyusul kemudian Kowloon pada tahun 1860 -- untuk selama-lamanya. Tapi pulau itu dan Kowloon hanyalah sepersepuluh dari keseluruhan wilayah, yang kini bernama Hongkong itu. Sisanya adalah New Territories, yang disewakan pada tahun 1898 untuk jangka waktu 99 tahun.

Tanpa New Territories, Hongkong nyaris tak berarti. Di wilayah yang menjulur hingga perbatasan Cina itu terletak daerah perindustrian, pabrik, gedung-gedung penting, dan pemukiman buruh. Untuk pembangunan yang terus berkembang di bagian wilayah ini, bank memberi pinjaman dalam jangka waktu 10 sampai 15 tahun. Mengingat dekatnya batas waktu (deadline) kontrak, kebijaksanaan itu tampaknya akan ditinjau. Sementara itu, "meminjam modal dari para investor internasional dengan jaminan tanah milik, mulai terasa sulit," ujar Colin Stevens, Direktur Barclays Bank di Hongkong.

Tapi ternyata tak semua orang bersikap lesu. Ray Purl, Direktur American Chamber of Commerce, tenang-tenang saja. Masalah kontrak sewa yang hampir berakhir ini, katanya, "tak membawa perubahan berarti dalam sikap para nasabah."

Bersama Purl, sebenarnya Jebih banyak orang tak percaya bahwa RRC bernafsu mengambil Hongkong. Dari wilayah yang sejak dulu dijuluki 'Gerbang Selatan' ini, Cina menarik keuntungan tidak sedikit. Sepertiga dari transaksi ekspornya terjadi di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…