KE MANA ANAK BERKEMBANG

Edisi: 07/11 / Tanggal : 1981-04-18 / Halaman : 24 / Rubrik : PDK / Penulis :

SEORANG anak bisa menjadi sangat pintar ataupun bodoh -- dan untuk itu lingkungan sangat menentukan. Pidato Dr. Singgih Dirgagunarsa, 47 tahun, dalam pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas Psikologi UI Sabtu pekan lalu, juga mengingatkan hal tersebut.

Seorang bayi memiliki potensi untuk berkembang. Hanya saja, kata Singgih, potensi itu akan berhenti sebagai potensi bila tak mendapat rangsangan --khususnya pada 'usia kritis': 3-5 tahun. Sebab perkembangannya kemudian lebih bersifat modifikasi.

Maka peranan lingkungan memang besar -- dan pertama kali orang tua. "Orang tua memang dituntut berperan aktif dan tidak membiarkan anak tumbuh dan berkembang sendiri," tutur Singgih dalam pidato.

Masalahnya kemudian, menemukan cara yang tepat guna merangsang perkembangan anak. Satu contoh nyata adalah cara satu keluarga yang tinggal di kawasan Petojo, Jakarta Barat. Dari 8 anak sepasang suami istri, dua anak menunjukkan kemajuan luar biasa pada usia 11 tahun 8 bulan dan 13 tahun 5 bulan mengikuti Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) SMA -- awal bulan ini.

Drs. Abyoto Hadiprodjo, SH, 56 tahun, sang ayah, suka mendidik anak-anaknya sendiri sejak mereka berusia 3 tahun. "Tapi bukan mendidik secara formal; tekniknya dengan main-main," tuturnya. Misalnya main tebak-tebakan peta buta, main tebakan sejarah. Soal hitung-menghitung pun diberikan secara bermain. Di rumahnya yang sempit dan sangat sederhana, kelihatan dinding ditempeli peta dan ditulisi sejumlah kalimat yang kini tak jelas lagi.

Tentu, seperti juga disinggung…

Keywords: -

Rp. 15.000