DARI BENUA YANG DIPUTIHKAN

Edisi: 17/11 / Tanggal : 1981-06-27 / Halaman : 41 / Rubrik : SEL / Penulis :


KALAU tak ada arah melintang, tak lama lagi Australia akan berpesta pora. Pemerintah negeri itu sedang merancang peringatan '200 Tahun Australia'. Panitia nasional sudah dibentuk, bahkan telah memulai kampanye sejak awal tahun ini.

Berbeda dari misalnya perayaan 200 tahun Amerika Serikat, lima tahun lalu (yang mengambil titik tolak saat kemerdekaan negeri itu pada 1776), perayaan Australia bertolak dari peristiwa Pendaratan pertama orang-orang Eropa di benua itu. Tahunnya tercatat 1788. Belum bisa dihitung berapa ton mercon dan kembang api yang bakal dibakar nanti. Toko makanan dan minuman sudah pada mulai menghitung untung, begitu juga kantor pariwisata.

Tapi di balik semua gairah, terdengar pekik protes yang lantang. Berbagai kelompok masyarakat Aborigin -- pribumi Australia --menyindir pesta itu dengan nada tak sedap. Misalnya awal Februari lalu. Waktu itu 'Konperensi Sejarah 200 Tahun ' lagi berlangsung di Canberra.

Dari mimbar, hadirin mendengar amarah seorang tokoh wanita Aborigin, Marcia Langton. Dengan semburan berapi-api ia berkata: "Orang kulit putih tidak berhak menulis sejarah Australia. Sejarah itu milik kaum Aborigin." la menerangkan: "Cara kami mempelajari sejarah kami ialah dengan menuturkannya di antara kelompok-kelompok yang memiliki kebudayaan yang sama.

Marcia Langton akhirnya toh sudi berdamai. Konperensi berhagil mencapai 'kompromi'. Menyimpang dari kebiasaan lama, tokoh-tokoh Aboriein akan menuliskan sejarah mereka -- dalam rangka meramaikan peringatan itu. Sejak sekarang orang sudah tak sabar menantikan hasilnya.

Nasib kaum Aborigin memang tak jauh beda dari peruntungan kerabat mereka di benua Amerika: bangsa Indian. Dalam banyak hal, orang Indian bahkan lebih beruntung. Misalnya, yah -- masuk cerita film, sekalipun biasanya muncul sebagai biang keladi huru-hara alias kambing hitam.

Sebelum orang Eropa menguasai Australia - dan Tasmania -- jumlah penduduk pribumi di situ diduga sekitar 300 sampai 500 ribu. Setelah hampir 200 tahun, angka itu bukannya bertambah.

Kini jumlah mereka berkisar antara 200 dan 300 ribu. Itupun tak semuanya berdarah murni.

Di Tasmania, sebuah pulau lepas pantai Australia…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…