Pengantin-pengantin Semu

Edisi: 17/11 / Tanggal : 1981-06-27 / Halaman : 59 / Rubrik : HK / Penulis :


DENGAN langkah ringan "Lydia" memasuki bagian pemeriksaan paspor. Petugas di situ, Armili, dari shift . Satpamim (Satuan Pengamanan Imigrasi) Lapangan Udara Internasional Halim PK, mencocokkan foto yang tertera di buku paspor dengan wajah pemiliknya. Kesan pertama Armili pada wajah bll.lt telur, putih, berpotongan rambut pendek dan mengenakan celana jeandan blus krem itu: "Dia betul-betul cantik -- seperti batu giok!"

Terbaca di paspornya: wanita tersebut "lahir di Jakarta, 17 November 1947," pekerjaan "ibu rumah tangga". Namun menurut pengamatan Armili, kulit wanita tersebut terlalu putih bagi seorang Cina kelahiran sini. Armili, seperti ceritanya kemudian, merasa dapat membedakan keturunan Cina dari bermacam-macam negara hanya melalui pandangan sepintas lalu saja. Ia dapat membedakan mana Cina Hongkong, Taiwan, RRC maupun dari Tanggerang.

Maka sesuai dengan tugasnya, ia mengetes wanita itu. Pertama, ia menanyakan nama si pembawa paspor. Yang ditanya cuma senyum-senyum. Dan yallg menjawab, anehnya, seseorang yang kemudian diketahui bernama A Sui. Tentu saja Armili membentak A Sui agar tak ikut campur. Tiga kali Armili bertanya, lucu juga, tiga kali pula "Lydia" tak bisa mengatakan namanya sendiri.

Armili lalu meminta pengawas bagiannya, Arwin, mengurus wanita Indonesia yang tak bisa diajak ngomong dengan bahasa Indonesia tersebut.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

V
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14

Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…

H
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14

Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…

P
Peringatan dari Magelang
1994-05-14

Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…