Apa Jadinya Dengan 'the Korean Boom'
Edisi: 43/10 / Tanggal : 1980-12-20 / Halaman : 55 / Rubrik : EB / Penulis :
PERANG Korea berkecamuk di awal tahun 1950-an. Dunia gawat, karena Amerika Serikat dan sekutunya berhadapan dengan Uni Soviet dan sekutunya di jairah kecil itu. Tapi bagi perekonomian sebagian negara Asia perang itu justru membawa berkah. Indonesia mengalami apa yang kemudian disebut The Korean Boom.
Selama perang itu, karet membubung harganya. Sutikno Slamet, kini 66 tahun, waktu itu pejabat tinggi di Kementerian Keuangan, mengenang masa itu dengan mengatakan "Devisa kita memuncak, mcncapai 500 juta dollar."
Tapi ia mengatakan juga "Naiknya devisa melahirkan tekanan inflasi dalam negeri." Cadangan devisa yang baik, menimbulkan kecenderungan untuk impor. Jusuf Wibisono, Menteri Keuangan pada Kabinet Sukiman (1951) dan kemudian juga Kabinet Ali Sastroamidjojo (1956) mengatalcan "Kalau dulu, cadangan devisa itu semuanya dipakai untuk impor, karena tak punya pilihan lain." Agaknya lebih banyak barang konsumsi ditelan.
Tapi "boom Korea" habis di tahun 1952. Pemerintah, yang semula tak begitu mengacuhkan akibat inflatoar yang terjadi, kini harus menghadapi kenyatan keras. Pendapatan pemerintah hampir seluruhnya hasil perdagangan luar negeri--merosot hebat, sementara pembelanjaan menjalar terus.
Defisit yang menyolok dalam neraca pembayaran terjadi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…