Tiada Tempat Untuk Berpaling

Edisi: 34/09 / Tanggal : 1979-10-20 / Halaman : 47 / Rubrik : EB / Penulis :


NAMANYA semakin terkenal sewaktu dia membawa Presiden Soeharto dan rombongan bermubibah ke 5 negara, Juli 1975. Ketika pesawat DC-8 "Siliwangi" yang ditumpangi rombongan penting itu siap mendarat di pelabuhan udara Ottawa, ibukota Kanada, petugas menara telah salah dengar "Garuda" sebagai "Aruba". Tapi dengan cepat Kapten Lautan Siregar, pengemudi pesawat Kepresidenan itu, memberitahu tower yang akan mendarat itu "Indonesia Airways", dan "Presiden Republik Indonesia ada dalam pesawat ini." Mengertilah operator menara betapa ia hampir membuat kekeliruan yang bisa serius.

Namun 9 Oktober lalu, lewat 4 tahun, pengemudi yang mahir itu muncul di DPR. Dia mengadukan nasibnya karena tak lagi mau dipakai Garuda. Lautan, bekas Ketua Ipsindo 1968-1969 yang kemudian dibubarkan itu, memang dipensiun sejak 1974. Tapi sejak itu dia masih dipekerjakan sebagai tenaga honorer berdasarkan kontrak 5 tahun. Dan kontrak kerja sebagai 'supir' DC-10 itu berakhir 30 September lalu. "Tapi pemberitahuan bahwa saya tak akan dipakai lagi hanya empat hari sebelum…

Keywords: Presiden SoehartoKapten Lautan SiregarKapten SutjiptoSumediRukantoMcDonnell DouglasKapten KusdinatinSusatyoRAJ LumentaRusmin NurjainPT Garuda Indonesian AirwaysPT. GIA
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…