Rekonstruksi Kapten Bambang
Edisi: 43/09 / Tanggal : 1979-12-22 / Halaman : 47 / Rubrik : HK / Penulis :
KELlHATANNYA dia sigap, rajin dan cermat. Sukar ditebak apakah
dia usahawan, pejabat atau dosen. Atau barangkali seniman. Di
pangkuannya koran yang sudah dibaca, majalah Newsweek dan novel
Hemingway, Lelaki tua dan laut. Diulanginya membaca tajuk
rencana yang mengulas masalah pengungsi Vietnam. Lalu dia
kembali membuka Newsweek, membaca pertemuan puncak di Tokyo yang
membahas masalah energi.
; "Suka baca Pak," begitu saya memulai pembicaraan.
; "Ya, begitulah. Saya selalu bawa bacaan. Saya banyak membaca
dalam perjalanan. Dan saya banyak berjalan karena pekerjaan.
Saya suka Hemingway, penuh vitalitas. Saya juga suka novel
Idrus; bahasanya padat dan sederhana. Sayang novelnya terakhir,
Hikayat Putri Penelope, melukiskan Australia. Suasana Indonesia
lebih memikat."
; Ini aneh juga. Aneh melihat orang Indonesia membaca dalam
perjalanan. Yang dibaca Newsweek dan Hemingway pula, bukan
majalah Senang atau komik. Biasanya yang membaca kulit putih.
Orang Indonesia ngobrol atau diam. Kalau diantar dia ngobrol dan
sekaligus itu lambang status. Hebat: banyak yang mengantar.
Kalau sendirian dia diam, melongo, "thenguk-thenguk," kata
orang Jawa. Waktu berlalu begitu saja. Membaca belum suatu
kebutuhan. Juga belum untuk kebanyakan dosen. Yang menjadi
kebutuhan permanen ialah kenaikan status sosial…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…
Peringatan dari Magelang
1994-05-14Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…