Antara Tabanas Dan Emas
Edisi: 30/09 / Tanggal : 1979-09-22 / Halaman : 53 / Rubrik : EB / Penulis :
IA isteri seorang pelaut. Ia tak tahu apa artinya inflasi. Tapi Ny. Dewi Soekmono dari Bandung ini, yang berpendidikan sampai SMA kelas II, contoh seorang manajer rumahtangga yang tertib. Ia punya buku daftar pengeluaran tiap bulan. Ia dan lima anaknya masing-masing punya buku tabungan di Tabanas.
Tabungannya melebihi Rp 150 ribu -- cukup besar untuk ukuran daerah, meskipun kecil untuk ukuran kelas menengah baru di Jakarta. Di hari-hari tertentu ia mengurus Tabanas keluarganya di Bank Negara Indonesia 46 Bandung. Tapi seperti dinyatakannya kepada wartawan TEMPO di Bandung, bunga dari Tabanas itu tak pernah diperhatikannya. "Yang penting saya menabung," katanya.
Ia juga belum peduli bahwa-nilai uang rupiah sedang turun. Ia tahu, dari daftar belanjaannya tiap bulan, bahwa selama triwulan terakhir ini harga-harga naik. Suaminya sendiri pernah menganjurkannya untuk menarik uang tabungannya dari Tabanas, karena kata suaminya nilai Rupiah turun.
Tapi Ny. Dewi beranggapan lain. Menabung di Tabanas lebih aman, dan prosedurnya tak terlalu sulit. Sedangkan untuk menyimpannya dalam bentuk emas, ia enggan. "Belum tentu aman," katanya. Untuk disimpan takut hilang, untuk dipakai bisa "membuat melirik mata orang-orang yang melihatnya."
Sikap seperti Ny. Dewi terdapat juga pada Ny. Wati - (bukan nama sebenarnya) di Jakarta. Suaminya seorang arsitek, dan tiap bulan Ny. Wati menabungkan 10% dari gaji suaminya dalam bentuk Tabanas, lewat Bank Eksim Cabang Cikini, Jakarta. Ia memang peserta Tabanas sejak 1973. Untuk biaya perkawinannya di tahun 1975 ia bisa mengambil hasil tabungan sebesar Rp 1 juta. Bersama dengan simpanan sang suami, keluarga itu pada tahun 1976…
Keywords: Inflasi, Dewi Soekmono, BNI 46, Bank Negara Indonesia, Santosa Sumali, PT Overseas Express Bank, Proyek Tapelram, Tambunan, Harun Zain, Bank Nasional, 
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…