BERAPA BESAR BEBAN?

Edisi: 01/01 / Tanggal : 1971-03-06 / Halaman : 05 / Rubrik : NAS / Penulis :


SEBUAH APBN adalah djuga tempat membatja beban. Tapi beban jang
didjandjikan sebuah APBN tidak dengan sendirinja berarti
malapetaka. Dan meskipun dengan kenaikan 31,5% volume APBN jang
disodorkan pemerintah kepada DPR GR untuk tahun fiskal
mendatang, berarti bahwa pemerintah akan memperbesar
penerimaannja, dibidang padjak hal itu masih membuka beberapa
kemungkinan. Pengalaman dari tahun fiskal jang masih berdjalan
sekarang menundjukkan bahwa pemerintah telah memilih penurunan
tarif padjak dan bukan menaikkannja. Logika dibelakang
kebidjaksanaan ini tjukup djelas: penurunan tarif akan mendorong
kegiatan perdagangan meningkat jang kemudian berakibat lebih
banjak padjak dan pungutan akan diperoleh pemerintah. Meskipun
dibanjak bidang kebenaran logika ini masih belum terudji, akan
tetapi dibidang ekspor terbukti berhasil. Kebidjaksanaan
menurunkan bagian valuta asing jang harus diserahkan pemerintah
telah banjak membantu meningkatkan ekspor dalam empat tahun
terachir.

; Akan tetapi meningkatnja ekspor sadja tidak tjukup, untuk
memenuhi target penerimaan pemerintah. Tahun lalu serangkaian
tarif padjak pendapatan dan padjak perseorangan diturunkan. Dan
hasilnja? Sampai kwartal ke-2 realisasi pemasukan padjak baru
mentjapai Rp. 17,4 mi]jar untuk target Rp. 75 miljar. Dan dari
target itu sekarang kalangan Departemen Keuangan jang paling
optimis sekalipun tidak jakin realisasi pemasukan padjak itu
akan lebih dari Rp. 71 miljar. Berdasarkan kenjataan-kenjataan
ini maka kebidjaksanaan menurunkan padjak agaknja akan
ditinggalkan pemerintah untuk tahun fiskal mendatang. Aba-aba
untuk ini telah diberikan oleh presiden Suharto sendiri.
"Menikmati hasil-hasil pembangunan adalah hak kita", kata
Suharto dan dalam satu nafas ia melandjutkan "tetapi sebaliknja
memberi iuran kepada tambahan penerimaan negara adalah
kewadjiban kita djuga". Dan Emil Salim, wakil ketua Bappenas,
beberapa hari kemudian berkata tentang "beban jang lebih besar",
seperti djuga "Si Mamang", tokoh kolomnja di Harian KAMI telah
bitjara tentang "padjak jang akan bertambah". Berapa besar beban
dan padjak apa jang akan bertambah akan segera kita ketahui
dalam waktu tidak lama. Akan tetapi bagi perusahaan-perusahaan
bagaimanapun hal ini merupakan petundjuk jang penting. Sebab
djika tiba waktunja padjak dinaikkan itu berarti laba jang akan
terpotong atau harga harus ditarik keatas. Dan kenaikan harga
tentu akan terdjadi meskipun itu tidak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?