Modern Tari Temari
Edisi: 07/01 / Tanggal : 1971-04-17 / Halaman : 38 / Rubrik : SN / Penulis :
KETIKA Farida Sjuman, Hoeriah Adam dan Julian mempertundjukkan
Modern Choreography mereka di TIM bulan lalu belum habis orang
mengunjah-ngunjah kata 'modern' dan ragu-ragu. Konon, keraguan
ini menjangkut pertanjaan: benarkah kita punja tari modern?
; 'Punja', djawab Sardono W. Kusuma, dan dia ini salah seorang
penari dan koreograf Indonesia terpenting dewasa ini. 'Jang
modern itu pokoknja jang terlepas dari sifat-sifat jang lumrah,
jang konvensionil. Harus ada hal-hal baru pada motif-motif gerak
kita.' Atau dalam bahasa Farida Sjuman, "jang modern berarti
tari jang tidak dikekang tradisi".
; Dan jang tidak dikekang tradisi kabarnja djustru jang bagus,
sebab seperti dikatakan S. Brata dari Direktorat Kesenian P &
K: "Sebab sikap mengendalikan adalah anti-modern!" Dalam
pertundjukan wajang, harus begini harus begitu. Djam sepuluh
harus keluar goro-goro, dan jang sematjam itu. Dalam tari balet,
kaki harus begini harus begitu. Dan begini-begitu bukan main
banjaknja. Untuk apa? Dan Brata menantjapkan kedua telapak
tangannja dipaha.
; Mario. Jang modern tentulah djuga bukan jang klasik, kata
Farida. Tapi dalam hal tarian klasik rupanja "harus dibedakan
antara jang klasik dan jang tradisional". Itu menurut I Wajan
Dija, tokoh tari dan dosen lembaga Pendidikan Kesenian Djakarta.
Dan tentang hal ini Dija melandjutkan: "Jang klasik bisa lahir
dari jang tradisionil. Tapi jang tradisionil belum tentu
klasik'. Benar. Seperti tari Pendet di Bali misalnja, lazim
dianggap hanja tradisionil. Tapi bila digarap terus-menerus dan
lahir dengan sendirinja pola-pola permanen, dipandang begitu
kaja, diwariskan turun temurun dan disimpan kilap-mengkilap,
nah. Djadi klasiklah dia. Lalu soalnja, sampai berapa djauh tari
klasik dan tradisionil bisa merupakan sumber kelahiran tari
modern?
; S. Brata, seorang ethno-musikolog anggota Dewan Kesenian
Djakarta mendjawab: "Dalam hal itu memang harus…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.