Adat Terluput, Hutang Terpangku

Edisi: 08/01 / Tanggal : 1971-04-24 / Halaman : 06 / Rubrik : NAS / Penulis :


SEMENTARA kongresnja sendiri tidak djadi berlangsung, Panitia
Kongres Pemangku Adat rupanja harus sibuk dengan memangku
hutang. "Biaja kongres mulanja direntjanakan hanja Rp 300 djuta
tapi ternjata ada pos-pos jang belum tertutup", kata S.
Harijanto, Humas/Ketua II Panitia. "Karena itu dibulatkan sadja
djadi Rp 500 djuta". Akan tetapi sementara Panitia masih sibuk
dengan bulat-membulatkan biaja diatas kertas, di Wisma Hasta dan
Wisma Aneka Senajan para utusan pemangku adat jang sudah tiba di
Djakarta terpaksa bujar dihalau keluar dan kamar-kamar
penginapan mereka disegel pada fadjar buta 7 April. Akan tetapi
sebelum itu, Panitia sendiri sudah lebih dulu dihalau dari Hotel
Duta dimana semula mereka berkantor. Hari itu meskipun 300 orang
pemangku adat sudah tinggal keleleran dihalaman wisma tanpa
kamar lagi, meskipun panitia sendiri sudah kehilangan tempat
berkantor, B.A.S. Kutianjie, Sekdjen Panitia masih bersemangat
bilang: "Kesulitan tidak ada sama sekali. Kalau toh ada, itu
soal ketjil jang dapat diatasi", katanja. Sebelum mendjawab
pertanjaan TEMPO…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?