PETI ES ATAU PETI MATI ?

Edisi: 00000 / Tanggal : 1971-01-12 / Halaman : 11 / Rubrik : OR / Penulis :


KINI nasib PSSI bagaikan nasib orang kesasar digang buntu. Terus tak bisa madju, sedang untuk kembali merasa malu. Di Princess Hotel, Suriwong Road, Bangkok 4 pemain Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia itu memperbintjangkan rasa malu jang harus ditanggungnja setelah berhasil merebut kekalahan dari serentetan nomor-nomor pertandingan di Asian Games keenam. Perbintjangan itu berachir tanpa keputusan. Bahkan sebelas djam kemudian ketika mereka harus meninggalkan Bangkok kembali ke Djakarta, keempat pemain tadi masih djuga belum menemukan tjara paling tepat untuk meninggalkan airport. Ronny Pattinassarany, salah seorang pemain lini tengah, djuga tak tahu bagaimana harus mendjawab tjemooh orang Medan jang spontan. Seorang diantara mereka berfikir lehih baik pulang didalam usungan hingga tak perlu menafsirkan lagi tatapan mata orang.

"Tatapan mata itu bisa hangat seperti dalam roman, tapi bisa dingin seperti es" kata Sutjipto Suntoro bertjanda. Dari kapten PSSI inilah barangkali datangnja kata madjemuk: peti es, jang kemudian populer dihotel Kontingen Indonesia. Ketika team Sepakbola Nasional itu kembali pada suatu sore dari Senam Keela, Stadion Utama Bangkok, selesai diengkuk-engkuk oleh team India. seorang bertanja pada Edeng Soelaimdn dari Persidja: "Peti Es atau peti mati?" Petjandu bola jang netjis itu setelah menjunggingkan setjuil senjuman. seperti lajaknja orang Sunda -- sambil berlalu berkata: ''Jang djelas masuk peti".

Pot. Orang jang bertanja mengatakan bahwa djawaban itu tidak djelas. Tapi ia tidak bisa memaksa agar Edeng Soelaiman memilih satu diantara dua peti jang disodorkannja. Pertanjaan itu benar, tapi salah alamat. Peti es atau peti mati memang itulah soalnja. Dan soal inilah jang sulit ditjarikan jawaban sampai sekarang, karena tidak seorangpun dari atasan-atasan PSSI jang berani tegas-tegas memutuskan. Dan karena orang-orang PSSI sendiri djuga tidak mau memilih peti mana jang harus dimasukinja, maka tidak ada djalan lain ketjuali segera berkongres untuk menjelamatkan satu-satunja perkumpulan sepakboia Nasionai jang masih kesasar itu. Hanja kapten Sutjipto barangkali jang tahu kemana harus pergi apabila kesasar. Ia meninggalkan PSSI, dan kembali ke klub-nja jang semula. Setia. Ini ibarat kembalinja kaktus kedalam pot: wadah lain jang sedikit lebih ketjil dari peti es.

Di Bangkok, bahkan kabarnja lama sebelum itu, banjak pemain-pemain PSSI sering menggerutu. Bagi mereka masih ada…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…