MODAL ASING MASIH BISING

Edisi: 11/01 / Tanggal : 1971-05-15 / Halaman : 44 / Rubrik : EB / Penulis :


APA jang dikemukakan Dr Sadli ada benarnja. Kekuatiran jang
menghantui industri-industri dalam negeri bukanlah soal
bagaimana membuat barang. Tapi seni melempar barang produksinja
kepasaran (lihat box). Bagi industri-industri dalam negeri,
terutama jang disebut pribumi, sudah lama dirasakan pukulan jang
datang dari dua sisi. Satunja datang dari modal asing jang
membuat barang-barang konsumsi disini dan sedikit banjak sudah
bisa dibuat industri sendiri. Sedang tamparan jang datang dari
sisi kanan, dan ini agaknja lebih menjakitkan datang dari arus
barang-barang impor jang makin banjak masuk kepasaran Indonesia.

; Melihat kenjataan jang tidak sedap itu, reaksi reaksi minta
proteksi lama sudah mendjadi tuntutan utama industri-industri
dalam negeri. Dan ini mudah dimengerti. Mereka merasakan betapa
tergesernja pasaran jang sudah lama dibina. Sedang untuk
mentjari pasaran baru jang aman dari djaring-djaring modal
asing, setengah asing atau barang-barang impor jang aktif
menjelusupi pasaran lokal bukan suatu hal jang mudah
ditjiptakan. Sebagaimana diutjapkan Sadli, "ini membutuhkan seni
tersendiri". Sulitnja, barang-barang jang datang dari luar
negeri atau dibuat oleh kapital asing lebih menarik mata
pembeli.

; Kolesom. Kalau dilihat dari djumlahnja, kapital asing atau
setengah asing di Indonesia belum terlalu banjak bila
dibandingkan dengan investasi mereka di berbagai negara Asia
seperti Taiwan, Pilipina, Korea Selatan, Muangthai, Malaysia,
dan Singapura. Kalau dibatasi pada barang-barang pengganti
impor, jang biasanja terdiri dari produksi barang-barang
konsumsi, djumlahnja belum mentjapai angka 100. Laporan Sub
Panitia Penanaman Modal Asing jang diketuai Ir A.R. Soehoed
mentjatat investasi baru sedjak awal 1967 sampai tutup tahun
1969 mentjapai 91 pabrik. Ditukar dalam dollar djumlahnja
meliputi US$ 150 djuta. Ini termasuk usaha-usaha jang sudah
djalan dan akan dibangun ketika itu.

; Variasi djenis produksinja terbentang mulai dari pabrik makanan,
minuman, tembakau, tekstil, obat dan vitamin, plastik, mie,
semir sepatu, batere sampai rambut palsu dan entah apa lagi.
Suatu panorama sekilas dapat ditemui diantara djarak
Djakarta-Bogor, daerah Tebet dan Pasar Minggu. Maka menghadapi
tantangan seramai itu J.C.Tambunan Ketua Persatuan Tekstil
Swasta Indonesia (Perteksi) hanja sanggup mengangkat bahu: "Jah,
usaha nasional tidak punja kolesom dan tonikum. Sedang
perusahaan asing banjak vitaminnja". Sepasang obat kuat jang
dimaksud Tambunan tidak lain ialah: masa bebas padjak (tax
holiday) dan fasilitas-fasilitas terbatas jang dinikmati
pengusaha-pengusaha asing. Suatu alasan jang agak kuno mengingat
keringanan-keringanan seperti…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…