TEATER ARIEF BUDIMAN: SEBUAH KRITIK

Edisi: 16/01 / Tanggal : 1971-06-19 / Halaman : 09 / Rubrik : ES / Penulis :


IA sebenarnja tak perlu djadi seorang pembangkang. Umurnja 30,
sardjana psichologi jang berpenghasilan laik, bapak sepasang
anak dan kepala rumahtangga jang tanpa kekurangan (TV, skuter,
kamera, musik, buku -- semua hasil keringatnja) serta reputasi
jang lumajan sebagai penulis. Rambutnjapun ditjukur amat pendek,
dan meskipun tingkahlakunja mungkin tidak netjis, dia bukan tipe
urakan. Tapi itu mungkin tjuma sosok lahirnja. Sebab gambaran
Arief Budiman kini hampir 1.00O identik dengan seorang "tukang
protes" profesionai. Dia berada dipusat Mahasiswa Menggugat dan
Komite Anti Korupsi, dia aktif dalam Wartawan Generasi Muda
ketika keritjuhan PWI terdjadi, dan jang terachir, ditengah
panasnja kmpanje Pemilu 1971, dia muntjul lagi sebagai seorang
tokoh Golongan Putih. Dia bukan orator dan bukan agitator. Tapi
disamping puluhan tulisannja disuratkabar jang rata-rata
memantjing polemik, dia bisa bergairah menulis petisi-petisi,
pamflet-pamflet dan poster-poster serta ikut dalam
rombongan-rombongan demonstran. Hal sematjam itu memang pernah
dilakukannja ditahun 1966, lewat Radio Ampera ketika ia
membantahi tuduhan-tuduhan rezim 100 Menteri seraja mengedjek
"Orde Lama". Dan kini diteruskannja ditahun 1970-1971 ini,
sementara penguasa mungkin mentjatatnja…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

B
BERHUBUNGAN DENGAN SEBUAH GUGATAN
1987-11-28

Modal utama seorang wartawan adalah berita yang bisa dipercaya. tempo membantah tak memuat surat dari…

S
SI ANAK DIHUKUM, SI GURU DIPUKUL,...
1984-02-04

Di sekolah-sekolah indonesia, hubungan sekolah dan murid dilihat sebagai hubungan yang menguasai dan di kuasai.…

D
DIMULAI DENGAN PERTANYAAN ZHOU EN..
1984-01-07

Hidup sebagai pemimpin bisa menjadi obat kuat tersendiri. tetapi para pemimpin yang terlalu sering menggunakan…