Setelah Kemenangan Golkar ...

Edisi: 20/01 / Tanggal : 1971-07-17 / Halaman : 07 / Rubrik : NAS / Penulis :


DI kantor Bapilu Golkar beberapa orang sakit pilek mereka
terlalu tjapek: setelah masa kampanje, rapat dan lain-lain
saat-saat mengikuti perkembangan penghitungan suara jang
menegangkan benar-benar makan tenaga hingga kehidung. Berita
kemenangan dari segala pendjuru melemparkan suasana gembira
beberapa saat. Tapi waktu tjepat berlalu. Suasana gembira itu
dengan segera digantikan perasaan lega, namun perasaan lega
segera pula berganti dengan sikap jang lebih serius. Kemenangan
Golkar jang begitu besar, meskipun Majdjen Ali Murtopo tak ingin
menjebutkannja sebagai "kemenangan mutlak", melebihi perkiraan
mereka sendiri. Terlebih-lebih lagi, posisi jang melondjak itu
nampaknja mereka sadari konsekwensi-konsekwensinja.

; Seperti tertjantum dalam spanduk Golkar didjalan-jalan Djakarta,
organisasi pemenang Pemilu 1971 ini menjatakan tidak membikin
djandji-djandji, meskipun ada berita bahwa misalnja tjalon
Golkar untuk Djawa Barat Mashuri (Menteri P & K), konon toch
membuat djandji jang agak terlalu berani: gadji guru sekolah
negeri akan djadi Rp 15.000. Djandji atau bukan, chalajak
politik menunggu apa jang akan selandjutnja terdjadi di
Indonesia. Dan apa jang akan terdjadi di Indonesia sudah tentu
terutama tergantung pada Golkar sebagai pemenang -- apalagi
mengingat hubungan Golkar dengan ABRI Maka Golkarpun tidak tjuma
setjara formil mendapat mandat, ia djuga mendapat surat tagihan.
Dalam kata-kata Sumiskum: "Sekarang datanglah masa jang paling
berat bagi kami selama ini". Djika hari kemarin hanjalah harapan
dan daja upaja untuk menang, hari kini dan esok kemenangan
adalah beban jang besar. Dan mau tak mau Golkar berada dipusat
sororan.

; Kino-Kino Jang Tak Bubar

; Sorotan pertama, seperti terlihat minggu lalu, berkisar pada
bagaimana konsolidasi Sekber Golkar. Terdiri dari 7 Kilo alias
Komite Induk Organisasi, Sekretariat Bersama Golongan Karya itu
pada dasarnja adalah pertjampurbauran. Aneka ragam organisasi
ada didalamnja, dan terlebih-lebih lagi, masih diragukan sampai
berapa djauh persenjawaan pendirian diantara mereka tentang
program "akselerasi modernisasi 5 tahun" Sebagai sebuah
organi-sasi jang menjatakan berorientasi kepada program. Sekber
Golkar dengan sendirinja kurang tjukup untuk hanja djadi
kumpulan orang-orang jang selamla ini sekedar tidak suka partai
politik. juga tidak bukup untuk tjuma menampung
kelompok-kelompok berdasarkan alasan bahwa "setjara historis
mereka sudah sedjak dulu menjebut diri golongan karya.
Penghajatan jangsama terhadap program -- jang tidak tjuma
terdiri dari tudjuan-tudjuan, tapi djuga men-tjerminkan tahap
tahap penjelesaian masalah-masalah Indonesia -- mempakan
tundamen untuk mengokohkan Golkar. Maka organisasi ini,
bagaimanapun djuga, baik kegiatan dan strukturnja harus
diten-tukan oleh programnja. Utjapan Ali Murtopo sedikitnja
memperlihatkan prinsip itu. Organisasi kita bentuk karena
missi-nja", kata ASPRI Presiden jang sangat dekat
dengan intelektuil-intelektuil muda di Golkar itu "bukan ada
organisasi dulu baru di fikirkan missinja sebagai jang kita
lihat pada parpol-parpol sekarang".

; Mengingat bahwa missi nampaknja sudah tergariskan, bagaimanakah
struktur Golkar jang paling tepat? Banjak pendapat bahwa missi
itu, melaksanakan modernisasi Indonesia, terlalu berat untuk
dilakukan dengan struktur Sekber Golkar selama ini. Sudah suatu
kemadjuan memang bahwa dari djumlah 200 organisasi jang bagaikan
pasar malam itu Sekber Golkar diringkaskan djadi 7 Kino. Tapi
masih djadi persoalan adakah struktur Kino-Kino itu sudah
sederhana atau belum. Beberapa waktu sebelum Pemilu
disebut-sebut gagasan untuk "membubarkan Kino-Kino". Minggu lalu
Letdjen Sukowati, Ketua Umum Sekber Golkar, setelah bertemu dan
berbi-tjara dengan Presiden Soeharto menjatakan kepada pers
bahwa "Kino-Kino tidak bubar". Dan agak berbeda dengan
pemberitaan koran, dalam konperensi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?