DARI TAMAN RUSA KE INDONESIA

Edisi: 20/01 / Tanggal : 1971-07-17 / Halaman : 33 / Rubrik : AG / Penulis :

"SAUDARA-SAUDARA kami Sedhamma marilah kita bersudjud kepada
Guru jundjungan kita Sang Buddha. Namaskara!" Dan seluruh
djemaat bersudjud tiga kali kearah patung Buddha Gautama.
"Saudara-saudara kami Sedhamma, adapun paritta-paitta jang akan
kita pandjatkan ialah" .....dan seluruh djemaatpun menjanji,
menggumam bagai seribu mantra.

; Hari ini, 8 Djuli 1971, umat Budha mengenangkan kembali satu
lontjatan penting dalam sedjarah hidup Siddharta. Inilah Hari
Asadha, titik-mula pertam penjebaran Dhamma atau adjaran
Budhis-me, lengkap dengan kenangan akal sebuah tempat jang
dikenal sebagai Taman Rusa.

; "Benar", kata para guru Budhisme "memang tak ada suatu Dewa atau
puluhan jang telah menurunkan petundjuk kepada Siddharta sang
Sakyamuni. Tidak ada suatu Rahmat. Tidak ada Takdir jang
memutus-kan bahwa dialah seorang Nabi atau utusan, tak ada
hadiah ke Tuhan-an apapun djuga. Namun ksatria dari negeri
Kapilawastu jan telah meninggalkan mewah istana dan tjinta
anak-isterinja itu, jang ketjewa terhadap adjaran para Brahmana
jang dituntutnja, telah menemukan berkat usaha kemanusiaannja
semata-mata Djalan Sempurna pada malam Waisak jang benderang"
(TEMPO, 15 Mei).

; Tetapi waktu itu pula kebenaran sekaligus diudji. Alkisah Mara,
Radja Sjaitan, mengirimkan puteri-putennja jang indah rupawan
untuk menggoda sang Samma Sambodha -- sebelum dilandjutkan oleh
sekumpulan bhuta atau para raksasa. Nampaknja, seperti ditulis
para penafsir, itu djenis jang disebut Mara bukannja datang
dengan missi untuk mengembalikan sang Buddha ke dalam tjengkaman
nafsu indrawi. Tugasnja adalah membudjuk agar beliau seketika
naik Nirwana jang…

Keywords: -

---

Foto Terkait